***
Di posko kemenangan, Karmin sudah menunggu. Ia mengajak Rasam menemui ketua kemenangan tingkat kota. Di gedung bercat biru itu, ada sekitar dua puluhan orang yang berperan seperti Karmin. Orang-orang itu juga sedang sibuk mendata nama-nama pendukung. Karmin dan Rasam menunggu giliran. Mereka berdua duduk di sofa di depan pintu ruangan ketua tim kemenangan tingkat kota. Mereka berdua terlibat obrolan dengan tim sukses yang lain.
"Tim sukses Haji Marna sudah mulai bergerak. Mereka sudah menyiapkan paket untuk mendapatkan suara," Kata Mang Jemblung, Jawara yang bereperan menjaga Pasar Baru. Tangan kanan Bagus Ghofar.
"Paket apa, Mang?" tanya Karmin penasaran.
"Bentuk paketnya masih belum jelas. Apakah uang, sembako, atau yang lainnya. Mamang durung olih info seng pas kih."
Suasana hening sejenak. Obrolan tentang paket untuk para pemilih menjadi perbincangan hangat di posko kemenangan. Ketua kemenangan harus memiliki strategi yang jitu untuk mendapatkan suara. Selain janji-janji yang akan diobral, mereka juga harus menyiapkan sejumlah paket agar mendulang banyak suara. Hal-hal seperti ini bukan barang baru bagi Karmin. Ia sudah memikirkannya matang-matang.
"Dengar-dengar dari salah satu relawan Haji Marna, mereka akan membagikan uang dan paket Ikan Lele, Mang," Roni memecah keheningan.
"Sirane jereh sape, Ron?" taya Mang Jemblung dengan nada meragukan.
"Teman SMP saya anggota tim kemengan Haji Marna, Mang. Semalam ia bercerita panjang lebar."
"Jika memang info itu benar, kita jangan sampai kalah! Jika mereka memberikan paket Lele, kita akan sawer mereka dengan paket Kambing. Kita akan membagi-bagikan satu ekor kambing di tiap-tiap TPS. Di pemilihan ini jagoan kita harus menang! Bagus Ghofar harus menang! SETUJU!" teriak Mang Jemblung.
"SETUJU..."