Mohon tunggu...
Muthakin Al Maraky
Muthakin Al Maraky Mohon Tunggu... Guru - Relawan di Komunitas Literasi Damar26 Cilegon

Tukang ngelamun yang mencintai buku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Serangan Fajar

12 Februari 2024   10:49 Diperbarui: 12 Februari 2024   11:08 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di pemilihan nanti, lawan terkuat Bagus Ghofar adalah Haji Marna, putra seorang Jawara di Kota Baja. Orang tua Haji Marna merupakan orang berpengaruh dan terpandang di kota itu. Asetnya menyebar di berbagai perusahaan. Tiga hotel megah yang berdiri di kota itu merupakan milik keluarga Haji Marna. Mendengar gaung keluarga Haji Marna yang kesohor, Bagus Ghofar yang masih keturunan ningrat itu tak gentar menghadapi kekuatan politik Haji Marna.

***

Rasam berjalan dengan langkah cepat menuju posko kemenangan. Disekanya keringat yang mengalir di didagunya. Ia membawa map yang berisi nama-nama warga yang akan mendukung Bagus Ghofar. Di tengah jalan, ia sudah membayangkan, berapa lembar rupiah yang ia akan pegang nanti. Deretan data nama-nama warga itu akan ditukar dengan ratusan lembar uang. Satu nama dikalikan dua ratus ribu rupiah. Di map itu, Rasam memegang 260 nama-nama pemilih. Semua data pemilih didapatkannya dari Lingkungan Mulyosari.

Sebelum Rasam mendapatkan nama-nama pemilih itu, ia dan Karmin membentuk satu tim kecil. Tim kecil itu sengaja ia bentuk untuk membantu mobilisasi pencarian massa. Tim kecil itu terdiri dari para pemuda yang sudah lama menganggur. Saat pembentukan tim kecil di rumah Karmin, hadir Pak Brata, PNS yang menjabat sebagai Lurah Tegal Papak.

"Loh, kok ada Pak Lurah Brata? Bukannya PNS tak boleh berpolitik yah?" tanya Midi ke Jali. Jali sedang serius membaca selebaran profil Bagus Ghofar.

"Husssttt.. sok tau kamu, Mid. Pak Lurah itu sarjana. Kita hanya lulusan SD. Tau apa soal politik." Jali melanjutkan membaca selebaran itu. Ia menghiraukan pertanyaan-pertanyaan Midi yang sebenarnya Jali tak mengerti pertanyaan dan pernyataan Midi.

Pada saat pembentukan tim di rumah Karmin, para pemuda dijanjikan akan dipekerjakan di salah satu perusahaan ternama jika Bagus Ghofar menang di pemilu. "Kerja? Itu mudah sekali bagi Bagus Ghofar. Percayalah!" Kata Karmin meyakinkan para pemuda.

Setelah tim itu terbentuk: Pak Brata sebagai penasihat, Karmin sebagai ketua, Rasam sebagai pelaksana lapangan, dan para pemuda itu sebagai anggota akan langsung bergerak esok hari. Dimulai dengan mengumpulkan nama-nama yang akan mendukung Bagus Ghofar.

"Kerja tim kita cukup di Lingkungan Mulyosari saja. Untuk Lingkungan yang lain, serahkan ke tim yang lain," Rasam menjelaskan.

"Siap, Kang Rasam."

Di akhir pertemuan, para pemuda itu mendapatkan amplop dan satu bungkus rokok. "Ini baru calon walikota," kata Aceng menimang-nimang amplop berisi satu lembar pecahan lima puluh ribu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun