Mohon tunggu...
Muthakin Al Maraky
Muthakin Al Maraky Mohon Tunggu... Guru - Relawan di Komunitas Literasi Damar26 Cilegon

Tukang ngelamun yang mencintai buku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Izrail di Malam Perempat Final

28 Maret 2022   08:07 Diperbarui: 28 Maret 2022   13:29 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sentientmetaphysics.com

"Hahaha.. Sinting kamu, Man," Galih meninju pundak arman. "Aku ingin umur yang panjang. Masih banyak keinginanku yang belum tercapai."

"Aamiin.." Arman mengangangkat kedua tangannya.

"Man, jika pertandingan sepakbolanya sudah mulai, bangunkan aku yah. Aku mau tidur sebentar."

"Oke."

Alih-alih nonton bareng pertandingan perempat final, kedua lelaki itu tertidur pulas di ruang tengah. Setelah Galih berpesan untuk dibangunkan, sepuluh menit kemudian Arman pun ikut tertidur. Dan Galih gagal melakukan ritual terakhirnya.

***

Di Samara Arena, Timnas Inggris berhasil menumbangkan Timnas Swedia dengan skor dua kosong. Dua gol kemenangan itu dicetak oleh Harry Maguire pada menit ke-30 dan Delle Alli pada menit ke-59. Dengan kemenangan ini, Timnas Inggris melaju ke babak semifinal.

Para pendukung Timnas Inggris yang tersebar di berbagai penjuru dunia berpesta ria merayakan kemenangan. Termasuk Arman dan Galih yang baru bangun tidur pada pukul lima lewat lima belas menit. Mendengar Timnas Inggris menang, mereka berdua langsung bersorak tak karuan. Galih lupa dengan sakitnya. Dengan kematiannya. Dengan ritual terakhirnya.

"Bagaimana ritual terakhirnya? Kamu kok masih hidup?" Tanya Arman.

***

Di sebuah surat kabar, di halaman depan tertulis: Seorang dukun sakti ditemukan tewas di dalam rumahnya. Sang dukun sakti itu mengenakan kaos Timnas Swedia bernomor punggung sepuluh. Dugaan sementara, sang dukun sakti tewas karena terkena serangan jantung. Berdasarkan keterangan salah satu saksi, sang dukun sakti terlihat terakhir kali saat ia membeli kacang rebus. "Mbah Karto Sujiwo saat itu membeli kacang rebus ke saya sekitar jam sembilan malem. Dia bilang ingin menonton bola Swedia lawan Inggris," kata pedagang kacang rebus keliling yang merupakan saksi kunci.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun