"Ah masa!"
"Gue juga pernah pas naik motor dijegal sama orang-orang enggak dikenal. Tiba-tiba nodongin pistol ke jidat gue sambil bilang 'jangan banyak omong kau di TV!' Gitu."
"Terus lu jadi ditembak, enggak?"
"Kalau pas itu gue ditembak, ya gue udah mati dari dulu lah, dodol! Mereka cuma ngancam. Begitu liat gue angkat tangan sambil gemetaran, mereka kabur."
"Ah, enggak percaya!"
"Serah!"
"Jadi ancaman-ancaman itu yang bikin lu enggak pernah muncul di TV lagi bagai ditelan bumi? Habis dieliminasi, lu itu ngumpet mulu di gunung-gunung. Kayak buronan, aja. Gak kasian apa sama penggemar yang cariin dan kangen lu open mic lagi?"
"Kalau cuma gue yang diancam atau bahkan beneran dibunuh sih, gue rela. Tapi masalahnya, keluarga gue juga kena batunya.
Beberapa kali Ibu gue diteror lewat telepon dan rumah ibu gue tinggal sering dilempari barang ameh mulai dari tahi kambing sampai paku karatan.
Gue takut Ibu dan saudara lainnya kenapa-kenapa kalau tetap gue terusin. Jadi mending ngumpet aja biar aman."
"Wah, ternyata lu penakut, ya? Cemen amat. Kirain seorang aktivis jalur lawak kek lu gak punya rasa takut sama apapun"