Mohon tunggu...
Musfiq Fadhil
Musfiq Fadhil Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Abdul Hamma

Lulusan S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat - Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Sri di Indekos

21 Februari 2021   17:30 Diperbarui: 21 Februari 2021   17:47 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Doa Yanto rupanya dikabulkan. Selama sudah lebih dari seminggu ini Sri tidak terlihat menunjukkan gelagat ketidakbetahan. Yanto gembira sekali bisa setiap hari menyapa Sri sembari diam-diam menghirup semerbak wangi tubuh Sri.

Dalam amatan Yanto, Sri merupakan mahasisiwi yang rajin. Tiap akan berangkat ke kampus Yanto melihat Sri selalu mengenakan pakaian yang rapi dengan riasan wajah sederhana tetapi begitu mengesankan, dan yang pasti tubuh Sri selalu wangi.

Dari pengamatan pun Yanto bisa mengetahui jadwal kuliah Sri tiap hari. Sri keluar kamar pagi hari dan pulang tengah hari, kadang Sri keluar tengah hari dan kembali ke kamar pada sore hari.

Pada malam hari Yanto jarang melihat Sri keluar kamar selain untuk berjamaah di mushola seberang jalan. Sepertinya Sri memang mahasiswi yang tidak suka nongkrong. Bahkan beberapa kali ketika akan mengantarkan makanan pesanan dari gojlek, Yanto sering mendapati Sri sedang khusyuk mengaji di dalam kamarnya.

Kebiasaan Sri sangat berlawanan dengan penghuni indekos lainnya. Amburadul. Hampir semuanya tak peduli aturan. Jam malam sering dilanggar, serta banyak yang kedapatan suka membawa cowok ke dalam kamar. Karena Yanto sudah bosan menegur tapi tetap diabaikan, akhirnya ia membiarkan dan malah terkadang mengintip penghuninya yang sedang belajar praktik biologi.

Yanto merasa kehadiran Sri di indekos itu seperti angin wangi yang sengaja dikirimkan Tuhan untuk menyejukkan tempat berhawa panas itu. Pernah pada suatu hari karena kepribadian Sri yang menawan itu membuat Yanto berangan menjadikannya istri.

Tetapi angannya buyar seketika bayangan istri tiba-tiba muncul dengan wajah beringas membawa golok memarahi dirinya. Juga bayangan kedua anaknya yang lucu muncul sekelebat dalam angannya sedang menangis di hadapannya.

"Wedhus!" Seketika itu kemudian Yanto segera menghapus angan-angannya dan memilih mengagumi Sri dari jauh saja.

"Pak Yanto, kalau ada paketan buat aku tolong simpenin ya. Aku mau berangkat dulu," Sri tersenyum menghampiri Yanto yang sedang duduk di pos jaga.  Yanto mengangguk dan seperti biasa, ia menghirup nafas dalam-dalam sambil berkata dalam hati "Ah.. wangi..."

"Oke. Siap! Semoga lancar kuliahnya!" Ucap Yanto bersemangat yang kemudian direspon dengan anggukan Sri sembari berjalan anggun ke luar lingkungan indekos. 

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun