"Aku mau ngekos, boleh tunjukin kondisi kamarnya, Pak?"
"M.. Mari ikut saya, Mbak"Â Yanto segera beranjak dari tempat duduk. Lalu menuntun Sri menuju kamar kosong itu sambil sesekali menghirup dalam-dalam menikmati wangi unik dari tubuh Sri.Â
"Gimana, Mbak Sri cocok sama kamar ini?" Yanto bertanya usai menunjukkan tiap sudut kamar beserta fasilitas yang tersedia.
"Cocok, Pak"
"Syukurlah, semoga betah, ya"Â
Semoga betah, bukan sekadar doa basa-basi. Yanto berharap benar Sri bisa betah tinggal lama di indekos itu. Sebab dari pengalaman sebelumnya, perempuan berpenampilan baik-baik seperti Sri tidak pernah bisa berlama-lama menghuni indekos. Biasanya karena mereka risih dengan kelakuan penghuni lain suka menyelundupkan cowok ke dalam kamar.
Yanto berpikir amat disayangkan apabila penghuni baru yang cantik dan memiliki bau unik itu cuma sebentar saja tinggal di situ. Menurut Yanto keberadaan Sri di Indekos itu begitu berharga sebagai sawangan kala ia merasa suntuk dengan istrinya.
"Betah-betah, ya. Kalau ada yang mengganggu segera hubungi saya"Â
"Ah.. Iya makasih, Pak"
Yanto kembali menghirup nafas dalam-dalam untuk terakhir kalinya sebelum undur diri meninggalkan kamar Sri. "Hmm.. wangi"
***