Namun tak kusangka, dia benar-benar ingin pamit. Pada Februari ini dia benar-benar tidak menulis lagi di Kompasiana. Dia meninggalkan dunia yang fana, menuju surga.
Bagi saya, dia bukan sekadar sahabat, dia merupakan keluarga sekaligus guru saya. Kabar kepergian dia yang mendadak ini membuat saya merasa kehilangan luar biasa sampai air mata saya turun meratapi kepergiannya.
Abdul Azis, selamat Jalan. Segala tentangmu akan selalu kami kenang.
Puisi untuk Abdul Azis Le Putra Marsyah
Santri Puisi
Untuk Abdul Azis Le Putra Marsyah
Gerimis Februari
turun di Kediri
Berpayung puisi kau pergi
Susuri jalanan sunyi
Menuju pondok abadi
Mengaji
beribadah puisi.
(2021)
*Abdul Azis, semasa masih ada, kau pernah meminta saya membuatkan puisi. Tetapi saya menyesal, maafkan saya karena baru dapat memenuhi keinginanmu ketika kau telah berada di sana.