Mohon tunggu...
Musfiq Fadhil
Musfiq Fadhil Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Abdul Hamma

Lulusan S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat - Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Mengupas Puisi "Tamu" Karya Syahrul Chelsky

25 November 2020   22:49 Diperbarui: 25 November 2020   23:02 671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ibu menghidangkan segelas susu
hangat dengan macam-macam doa
penangkal segala yang sakit dan pahit;
ia mencintaiku sebelum aku lahir
jadi aku bersyukur
karena cinta itu buta

ibu memeriksa suhu panas tubuhku
dengan meletakkan telapak tangannya
di atas dahiku
aku menjerit 'aduh' karena itu tepat mengenai jerawat

lalu ibu menawarkan makanan
tapi kukatakan aku tidak lapar
aku hanya ingin tahu tuhan apa kabar
sepertinya ia mulai mengabaikanku karena aku hamba yang cerewet

di sebelah lemari aku duduk dan berpikir
dengan sepasang telinga
yang menelan semua suara
dalam sebuah perayaan
menunggu tamu

beberapa ketukan terdengar
di balik pintu
aku terlambat berdiri
ibu yang menyambut

hanya orang asing, katanya
seluruh aku yang ingin tahu
bergegas menuju pintu
sebelum kembali ditutup ibu
tapi ia sudah pergi lagi

aku bertanya: siapa yang datang?
ibu menjawab: kenangan 

Puisi ini masuk ke dalam jenis puisi naratif dengan diksi sederhana yang mudah dipahami tanpa perlu pusing membuka kamus atau kbbi onlen. 

Membaca Puisi ini kita bisa langsung tahu di dalamnya menceritakan seorang anak yang sedang mengungkapkan kepada kita tentang kondisinya, perlakuan ibunya kepada dirinya, dan sedang menunggu seseorang (tamu) di dalam suatu rumah.

Dalam bait pertama Puisi tersebut, tokoh Aku digambarkan sedang mengalami sakit flu. Bisa kita lihat dari baris berikut: kepalaku sakit dan hidungku; agak beringus; Tidak dijelaskan flu jenis apa yang sedang tokoh Aku alami. 

Karena puisi ini rilis di masa pandemi, Saya sempat berpikir jelek  "Aku" dalam puisi itu sedang terkena virus Covid-19. Di tambah lagi baris: kucing-kucing di rumah; berlarian, membawa suara; saya sempat berpikir mungkin "aku" sedang melakukan isolasi mandiri di dalam rumah karena ruang rumah sakit di sana sudah penuh semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun