Mohon tunggu...
Mustiana
Mustiana Mohon Tunggu... Penerjemah - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis dan penyuka traveling

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Terpana Dua Lukisan di Tjong A Fie dan Istana Maimun

20 Mei 2019   11:07 Diperbarui: 20 Mei 2019   11:13 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya juga bertemu dengan dua ibu muda yang heboh dan ditemani sama sang guide saya melipir untuk mendengarkan beberapa penjelasan dari guide yang ternyata si engkoh ini bukan cuma kaya tapi juga berjasa bagi negara dan juga punya banyak perkebunan di sana sini. 

Anak Tjong a Fie ada juga yang nikah sama orang Belanda, nah keturunan ini yang saya temui di sana. Ada satu foto yang bikin saya betah berlama-lama, itu foto anak ketiga sang juragan yang menurut saya menjadi simbol keseksian wanita.

 Iya soalnya di zaman itu jarang ada wanita yang berani foto dengan selembar selendang doang. Sekarang makam tjong afie ada di pemakaman kelas premium yang juga menjadi makam keluarga. 

Saat melihat-lihat beberapa berita nasional yang memampang si kakek bareng pejabat negara, saya bertemu dengan satu fotografer, dia wartawan juga. Dari sini saya baru bisa rileks setelah sendirian mengelilingi rumah berlantai dua ini. 

Namanya rumah tua pasti meninggalkan aura-aura mistis ya dari penunggunya. Semua keluarganya juga tidak ada lagi yang tinggal di sini semua tersebar dimana-mana. Hujan gerimis masih terus turun sore itu mengakhiri perjalanan saya. 

Belum tuntas sih sebenarnya karena malam di tengah gerimis saya juga keluar lagi sendiri mencari makan di pusat kuliner medan. Waktu itu teman saya yang asal medan merekomendasikan salah satu makanan sejenis dimsum yang lumayan lah enak tapi kalau kebanyakan enek juga. Sembari makan saya berharap saat itu saya tak berjalan sejauh ini sendiri. Sedih akutuh. Videonya bisa dilihat di sini.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun