Mohon tunggu...
Widi Utami
Widi Utami Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger. Home Based Education dan Bahasa Ekspresi Enthusiast.

Deaf Blogger | Sahabat Tuli Salatiga | CEO & Founder Rumah Pelangi | Full Time Mother at Home |

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

AADC2, Aku, Dia dan Ujian Pra Nikah

12 Mei 2016   19:07 Diperbarui: 12 Mei 2016   19:12 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kutub utara maghnet akan saling tarik menarik jika didekatkan dengan kutub selatan maghnet. Materi Pengetahuan Alam Dasar kelas dua SD, kalau nggak faham kebangeten.

Para barisan mantan tak ada angin,tak ada hujan tetiba mendekat. Seperti Rangga yang kembali ke Indonesia setelah empat belas tahun lamanya tanpa kabar. Padahal Cinta sudah tunangan. Berbagai macam alasan kenapa para barisan mantan ini tetiba nongol. Ada yang sadar diri telah salah pilih, ada yang galau dan mencari orang yang sekiranya bisa membuatnya nyaman, ada yang sekedar nanya kabar untuk pamer kemesraan. Bhuahahaha.

Sudah, abaikan saja para barisan mantan ini. Masa lalu biarlah dikerangkeng di mesin waktu yang tak dapat diulang lagi, kecuali jika mesun waktu Doraemon benar-benar terealisi, atau mesin waktu ala Lorong Waktu bolehlah. Nggak perlu meniru Cinta yang sempat-sempatnya bernostalgia dengan Rangga karena merasa ia yang mengisi hatinya dalam waktu lebih lama. Iya, kalo si Anu mempunyai rasa yang sama. Kalo ternyata si Anu punya cinta sebelum kamu? Kan, sakit.

Seperti kata Po di Kungfu Panda, "Kau harus membiarkannya berada di masa lalu. Karena, itu hanya, bukan masalah lagi. Yang menjadi masalah adalah jalan mana yang kau pilih sekarang."

Nah.

Perasaan ingin Menikmati Masa-masa Sendiri Lebih Lama semakin Kuat

Yah, tahu sendiri, kan. Setelah menikah, maka ada tanggung jawab baru yang harus diemban. Ada tugas dan rutunitas baru yang bisa jadi berbeda seratus delapan puluh derajad dengan kebiasaan saat masih single. Rasa tidak siap menghadapi perubahan ini semakin mencekam.

Boleh jadi salah satu diantara pasangan memilih untuk menepi sejenak, memberi waktu untuk diri sendiri sekedar bernafas lega tanpa komunikasi denfan pasangannya. Yang pada akhirnya diterjemahkan bahwa ia tak suka menghabiskan waktu bersama-sama oleh pasangannya.

Apakah perasaan ini abnormal? Apakah perasaan ini adalah ptanda bahwa kita harus menunda rencana menikah?

Ah, tidak, kok, hanya memberi jeda sejenak. Menikmati masa single yang penghabisan. Mempersiapkan diri untuk belajar menjadi posisi baru dengan seabrek tanggung jawab. Wong setelah masuk SD, mau ke jenjang SMP saja ada jeda untuk sekedar melepas penat. Masa ini jenjang pernikahan yang lebih panjang dan rumit proses pembelajarannya, seumur hidup lamanya, nggak boleh merasakan perasaan butuh menyendiri sejenak saja?

Nikmati saja perasaan ini. Aku dulu menikmatinya dengan ndekem di perpusda sampai petang. Tetapi, toh, ternyata suami lebihbetah jika berurusan dengan ndekem di perpustakaan. Ini tidak semenakutkan yang kubayangkan sebelum menikah dulu hingga merencanakan apa saja yang harus kulakukan sebelum aqad. Hihihi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun