Yudi, Pendamping Desa yang selalu mendampingi mereka, mengangguk. "Kami senang bisa berkontribusi dalam perubahan ini. Terima kasih kepada semua pihak yang mendukung."
Warga desa berdiri dengan penuh kebanggaan. Pemuda yang semula ingin merantau kini merasa ada masa depan di desa mereka.
Bagus dan Riska saling berpandangan, senyum mereka tak bisa disembunyikan. Dengan keberhasilan program, mereka memutuskan untuk melangkah lebih jauh. Bagus akhirnya melamar Riska, mengikat janji untuk membangun masa depan bersama di desa yang kini mereka yakini akan lebih baik.
"Aku nggak mau lagi pergi, Riska. Desa ini adalah rumah kita." Ucap Bagus.
Riska tersenyum penuh harapan. "Dan kita akan menjalani ini bersama, Gus."
Di posko darurat setelah banjir, Pak Umar berbicara dengan Roni. "Kita sudah memulai sesuatu yang besar. Sekarang tinggal bagaimana kita menjaga semangat ini."
Roni mengangguk. Ia menatap pemuda-pemuda desa yang kini sibuk membersihkan lahan dan memperbaiki sistem pertanian mereka.
bagus mendekat, tersenyum. "Aku nggak jadi pergi, Ron. Desa ini masih punya harapan."
Roni juga tersenyum. "Iya, Gus. Kita tinggal membuktikan kalau desa ini bisa berdiri di atas kaki sendiri."
Di langit, hujan mulai reda. Matahari perlahan muncul, memberi secercah harapan bagi desa yang tadinya terjebak di persimpangan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI