Bagus, yang awalnya hendak merantau, mengangkat tangan. "Saya mau coba, Pak."
Keputusan Bagus memancing yang lain. Beberapa pemuda mulai tertarik. Dengan Dana Desa yang dikelola secara transparan, program pertanian terpadu mulai berjalan. Mereka memanfaatkan lahan kosong untuk menanam cabai, tomat, dan melon dengan sistem irigasi modern. Rumah kompos didirikan untuk membuat pupuk sendiri. Selain itu, Dapur Makan Bergizi Gratis mulai beroperasi, memberikan makanan bergizi kepada warga yang membutuhkan.
Kader Posyandu dan bidan desa bekerja sama untuk memastikan kesehatan ibu hamil dan balita terjaga. PKK membantu menyosialisasikan pentingnya konsumsi makanan sehat, sementara Karang Taruna mulai mengorganisir pelatihan keterampilan bagi pemuda desa. BUM Desa pun menjadi penggerak utama dalam mengelola dan mendistribusikan hasil pertanian untuk memperkuat ketahanan pangan desa.
Namun, ada satu hal yang lebih mengikat hati Bagus. Di sela-sela kegiatan pertanian, ia selalu bertemu dengan Riska, kekasihnya yang sudah lama bersama sejak kecil. Riska adalah seorang guru PAUD di desa ini, dan meski ia tahu betapa beratnya kehidupan di desa, ia tetap mendukung Bagus. "Kamu nggak perlu pergi, Gus," Riska berkata lembut suatu sore setelah mereka berbicara tentang masa depan. "Kita bisa berjuang bersama di sini. Desa ini masih butuh kita."
Bagus yang semula ragu, kini merasa ada harapan. "Aku nggak mau ninggalin kamu, Ris. Aku nggak mau kita terpisah. Tapi gimana caranya biar kita bisa bertahan?"
Riska tersenyum. "Kita mulai dengan hal kecil. Kita ikut bantu program ini. Kita buktikan kalau kita bisa."
Enam bulan setelah program ketahanan pangan dimulai, desa ini mulai terlihat perubahannya. Hasil pertanian meningkat, BUM Desa berhasil menjual hasil pertanian ke pasar, dan warga desa merasakan manfaat dari program Dapur Makan Bergizi Gratis. Suasana di desa menjadi lebih hidup, dengan pemuda-pemuda yang kembali bekerja di lahan pertanian.
Suatu pagi, kedatangan sekelompok pejabat dari Kementerian Desa mengejutkan warga. Mereka datang untuk memantau dan memberi apresiasi atas keberhasilan program ketahanan pangan yang dikelola oleh BUM Desa.
"Kami datang untuk mengucapkan selamat," ucap salah seorang pejabat kementerian. "Program ketahanan pangan yang dikelola oleh BUM Desa ini telah berhasil dan menjadi contoh bagi desa-desa lainnya. Kami akan mempublikasikan ini agar desa-desa lain dapat mengikuti jejak kalian."
Pak Umar dan Roni tersenyum bangga. "Kami hanya menjalankan amanah dan berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga ketahanan pangan desa. Ini adalah kerja keras bersama seluruh masyarakat desa."
Pejabat kementerian mengangguk. "Kami berharap program ini terus berlanjut dan berkembang, sehingga tidak hanya membawa manfaat bagi desa ini, tetapi juga bagi seluruh masyarakat desa lainnya."