Jika ada suatu hal terjadi diluar ekspektasi kita, artinya ada suatu hal yang menjadi pemicunya. Kita perlu merenung, berkontemplasi, berpikir untuk dapat mengetahui apa penyebabnya.
Proses kognitif yang membutuhkan daya pikir rasional dan logis ini tidak akan dapat dilakukan dalam kondisi kita tertekan, stres atau kalut.Â
Dalam kondisi demikian, proses berpikir kita akan diambil alih oleh sistem limbik, bagian otak primitif yang mengolah emosi. Akibatnya kualitas keputusan yang dihasilkan pun rendah.
Itulah fungsinya kita perlu untuk menunggu, dan tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan. Semua ini agar kita lebih merasa memegang kendali, dan pusat pikiran rasional kita dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Dari hasil evaluasi ini, kita akan dapat menyusun langkah-langkah yang diperlukan dengan tepat.
3. Komitmen ke Tujuan Besar (North Star Goal)
Agar dapat cepat bangkit kembali, kita perlu mengingat, apa tujuan besar dalam hidup kita. Apakah hal yang mengecewakan kita akan berpengaruh terhadap tujuan tersebut jika kita abaikan saja, jika kita menyerah dengan keadaan.
Tujuan besar kita adalah lampu suar yang menerangi perjalanan bahkan ketika berada dalam kegelapan.
4. Menyusun Target (kecil) yang Menarik dan Menantang
Sebagai manusia, wajar jika kita menginginkan adanya apresiasi dan pengakuan. Janganlah berharap hal itu akan diberikan oleh orang lain. Buatlah sistem agar kita dapat memberikan apresiasi bagi diri kita sendiri.
Caranya adalah, dengan menetapkan target (kecil) yang menantang namun masih dapat dicapai. Jika kita berhasil, berikanlah self reward sebagai bentuk apresiasi bagi diri kita sendiri.
5. Menjadi Pribadi yang Lebih Baik
If you get one percent better each day for one year, you'll end up thirty-seven times better by the time you're done. - James Clear
Kekecewaan, yang apabila datang menghampiri tiap hari adalah sebuah peluang bagi kita, untuk dapat berproses menjadi pribadi yang lebih baik.