Pemenang hadiah Nobel Kahneman dan Tversky menemukan bahwa ketika membuat keputusan, seseorang secara konsisten memberikan bobot yang lebih tinggi pada aspek-aspek negatif suatu kejadian dibanding kepada aspek-aspek positif.
Bias ini membuat Anda memberikan atensi yang jauh lebih banyak terhadap kejadian-kejadian negatif, membuat mereka tampak jauh lebih penting dibanding seharusnya.
Tendensi untuk melebih-lebihkan hal negatif dapat berdampak pada keputusan yang diambil.
Dimana Saja Negativity Bias Dapat Terjadi?
Sebuah kajian yang berjudul tajam, bad is stronger than good, menunjukkan bahwa di begitu banyak area kehidupan, hal-hal yang buruk akan berdampak lebih besar dan lama dibandingkan hal-hal yang baik.
Emosi yang buruk, orangtua yang buruk, dan umpan balik yang buruk lebih berdampak dibanding yang baik.Â
Informasi yang buruk diproses dengan lebih serius daripada informasi yang baik.
Semua penemuan ini menunjukkan bahwa yang buruk lebih kuat daripada yang baik. Hal ini adalah prinsip umum di berbagai fenomena psikologi.
Apakah bias ini dapat terjadi juga di kantor?
Untuk mengetahuinya, jawablah pertanyaan ini:
Topik apa yang lebih sering dibicarakan ketika obrolan santai di kantor?
Apakah hal-hal bertema negatif seperti jalanan macet, kenaikan harga, gosip rekan kerja dan atasan? Atau hal-hal positif seperti prestasi kerja rekan Anda, turunnya harga sembako misalnya?