Jangan lupakan juga, pembeli tidak perlu repot-repot parkir kendaraan dan mencari uang pecahan Rp 1000,- atau Rp 2000,- untuk membayar parkir.
Promotion (Pemasaran)
Cukup banyak program pemasaran yang dilakukan jaringan retailer minimarket. Mulai dari memajang spanduk besar event diskon, memasang tenda berisi barang-barang promo di depan toko, loyalty card dan lain sebagainya.
Bagaimana dengan warung kelontong? Dari yang saya amati, hampir tidak ada memang. Namun, ada warung kelontong yang memiliki layanan free ongkir alias antar gratis sampai depan rumah.
Saya sampai sekarang memanfaatkan hal tersebut. Butuh telor, minyak goreng  atau gas habis, tukar galon air mineral? Tinggal call saja dan tidak sampai 15 menit barang sudah sampai di depan rumah.
Demikianlah sedikit analisa penerapan marketing mix pada warung kelontong menurut hasil pengamatan saya.Â
Para pengusaha warung kelontong bukanlah lulusan sarjana pemasaran atau mereka yang sering mengambil kursus marketing. Mereka adalah para pencari nafkah untuk keluarganya.
Entah disadari atau tidak, selama mereka berkeinginan untuk berkembang, ide-ide pemasaran kreatif akan datang. Tinggal bagaimana mengeksekusinya.
Terakhir, minimarket boleh terus tumbuh, namun warung kelontong akan tetap tangguh. Minimarket boleh jadi penguasa, namun warung kelontong tetap punya pelanggan setia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H