Mohon tunggu...
Danang Arief
Danang Arief Mohon Tunggu... Psikolog - baca, nulis, gowes adalah vitamin kehidupan

Menekuni bidang pengembangan organisasi

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Strategi Marketing Jitu ala Warung Kelontong

5 Maret 2022   08:08 Diperbarui: 5 Maret 2022   09:33 2702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menariknya, apabila ada 2 warung kelontong yang berdekatan letaknya, mereka punya diferensiasi produk. Ada produk yang hanya dijual di warung yang satu dan tidak dijual di warung satunya lagi.

Lalu, apa yang membuat konsumen kemudian lebih memilih berbelanja di warung kelontong dibanding minimarket? Jawabannya ada pada dua hal sebagai berikut:

  • Pertama, lebih fleksibel dalam hal jumlah barang yang dibeli. Untuk produk-produk tertentu, konsumen bisa membeli secara eceran di warung kelontong, namun tidak dengan di minimarket. Anda tidak bisa membeli satu sachet kopi instan di minimarket bukan?
  • Kedua, variasi produk. Ada beberapa produk yang cukup diminati namun tidak dijual di minimarket. Apa itu? Di antaranya kerupuk siap makan, mainan dan jajanan anak. Semuanya dengan harga sangat terjangkau.

Belanja di warung kelontong bersama anak, Anda cukup membawa uang goceng dan Anda sudah bisa membawa pulang mainan (per item harganya 1000/2000), krupuk siap makan dan jajanan anak (per item harganya 1000/2000).

Jika berbelanja di minimarket dengan budget sama, Anda bisa dapat apa?

Price (Harga)

Soal kelengkapan barang, minimarket jelas lebih lengkap. Soal harga? Belum tentu. Saya melakukan riset kecil-kecilan dengan membandingkan beberapa item. 

Mie instan misalnya, lebih murah beberapa ratus rupiah di minimarket. Namun, untuk minuman sachet seperti teh tarik dan kopi instan, harganya justru lebih murah di warung kelontong.

Begitu pula dengan harga air minum merek tertentu, baik kemasan 600 ml maupun galon 19 liter. Harganya di warung kelontong justru lebih murah.

Bagaimana dengan strategi promo atau diskon? Harus diakui strategi ini tidak lazim dilakukan. Namun yang menarik, sebuah warung kelontong dekat rumah menerapkan hal ini. Dia mendisplay tumpukan tissue dengan tulisan di bawahnya "beli dua Rp 14.000,-". Menurut saya, ini termasuk penerapan strategi promo yang efektif.

Place (Tempat)

Ini adalah salah satu keunggulan kompetitif warung kelontong. Mayoritas berada di lokasi yang strategis. Entah di pinggir jalan yang ramai dengan orang berlalu-lalang, atau di dekat kompleks perumahan dengan penghuninya yang sibuk.

Bentuk toko kelontong pun rerata sama, terdapat rak transparan dan berbagai barang tergantung rapih di atas, di samping kanan dan kiri. Selayang pandang, pembeli dapat mengetahui produk apa saja yang dijual.

Pembeli pun tidak perlu repot-repot mencari barang yang dibutuhkannya. Tinggal bilang saja ke penjualnya, dia pun dengan cekatan segera membantu Anda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun