Mohon tunggu...
Mustaqim Dwi
Mustaqim Dwi Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

Guru SD

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Gaya Kepemimpinan Guru Sekolah Dasar di Dalam Kelas

5 Agustus 2024   11:54 Diperbarui: 6 Agustus 2024   11:10 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PENULIS :MUSTAQIM DWI LAKSONO

EMAIL : 942023011@Student.uksw.edu

Abstrak

Artikel ini memiliki tujuan untuk mendiskripsikan beberapa macam gaya kepemimpinan guru di dalam kelas SD Negeri Kemambang 02. Gaya kepemimpinan guru kelas memiliki peran yang sangat penting di dalam mencapai tujuan dengan cara mengajak, memotivasi dan mengkeordinasi sehingga akan tercipta komunikasi yang efektif. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik wawancara dan obserfasi terhadap 8 guru di SD Negeri Kemambang 02. Temuan dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa gaya kepemimpinan yang dapat diidentifikasi pada guru SD Negeri Kemambang 02. Pertama, satu guru cenderung memiliki gaya kepemimpinan yang bersifat otokratis. Kedua, mayoritas guru dengan jumlah 6, mengadopsi gaya kepemimpinan yang demokratis. Terakhir, sebanyak 2 guru menunjukkan kecenderungan menggunakan gaya kepemimpinan kendali bebas.

Kata Kunci: Gaya Kepemimpinan, Guru, Sekolah Dasar

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan elemen krusial dalam upaya meningkatkan kualitas bangsa, namun saat ini terdapat kesenjangan yang signifikan antara pengetahuan siswa dengan sikap dan perilaku mereka (Asmara dkk, 2019). Oleh karena itu, pendidikan menjadi faktor kunci dalam membentuk pola pikir, karakter, serta perilaku manusia agar sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Proses pendidikan dapat diartikan sebagai suatu upaya di mana seseorang tumbuh dan berusaha mengelola pengetahuan yang dimilikinya untuk memperluas wawasannya, sehingga hidupnya menjadi lebih bermakna. Pendidikan tidak hanya berfungsi untuk memperoleh pekerjaan yang lebih baik, melainkan juga untuk mengasah kemampuan dan keterampilan peserta didik dalam menghadapi berbagai permasalahan. Dengan demikian, pendidikan tidak hanya mengajarkan pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter dan kemampuan adaptasi individu terhadap tantangan kehidupan.

Di dalam pendidikan salah satu komponen utama adalah guru, guru memiliki peran yang sangat sentral di dalam proses pembelajaran.  Partisipasi aktif guru dalam proses pembelajaran memiliki dampak signifikan terhadap kualitas dan pencapaian belajar siswa. Seorang guru diharapkan untuk menjadi contoh yang baik bagi para peserta didik. Sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang No. 14 Tahun 2005, yang menetapkan bahwa seorang guru adalah seorang pendidik profesional yang memiliki tanggung jawab utama dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik di jalur pendidikan formal, mulai dari pendidikan anak usia dini hingga pendidikan dasar dan menengah.

Setiap individu dilahirkan untuk menjadi seorang pemimpin, baik pemimpin akan dirinya sendiri, pemimpin untuk keluarganya, bahkan memimpin untuk negara. Seorang guru secara tidak sadar merupakan seorang pemimpin bagi peserta didiknya. Guru akan memimpin, mempengaruhi dan mengarahkan peserta didiknya untuk mencapai tujuan yang ditatapkan, ini sejalan dengan Makawimbang (2012:9) mengungkapkan bahwa kepemimpinan adalah kapasitas yang dimiliki oleh seseorang, baik secara alami atau melalui pembelajaran, untuk memengaruhi baik individu maupun kelompok dalam suatu organisasi dalam konteks tertentu. Tujuan dari pengaruh ini adalah agar anggota organisasi secara sukarela berkontribusi dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

Menurut Usman (2013:312), kepemimpinan dapat diartikan sebagai upaya memengaruhi orang lain agar bertindak sesuai dengan kehendak pemimpin. Pendapat serupa disampaikan oleh Gardner dalam Usman (2013:307), yang menyatakan bahwa pemimpin adalah individu yang memberikan contoh dan memengaruhi perilaku pengikutnya dengan cara yang bermakna melalui perasaan-perasaan yang signifikan. Sebagai seorang pemimpin di lingkungan sekolah dasar, guru diharapkan tidak hanya menjadi contoh untuk para siswa tetapi juga menjadi teladan bagi masyarakat sekitar. Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh guru SD seharusnya menjadi pedoman dan inspirasi, mencerminkan nilai-nilai yang diinginkan tidak hanya dalam konteks pendidikan tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.

Di dalam kepemimpinan tidak lepas dari gaya kepemimpinan. Menurut Sukiyanto & Maulidah (2020) menyampaikan bahwa gaya kepemimpinan merujuk pada pola perilaku seseorang yang dirancang untuk memengaruhi bawahannya dengan tujuan meningkatkan kinerja guru dan mencapai tujuan organisasi. Selain itu, gaya kepemimpinan juga memiliki dampak positif dan signifikan terhadap motivasi kerja guru. Wahab (2011) mengemukakan bahwa gaya kepemimpinan mencerminkan perilaku seorang pemimpin, yang melibatkan kemampuannya dalam memahami faktor-faktor yang mampu memengaruhi bawahannya. Gaya kepemimpinan mencakup aspek perilaku dan pemahaman terhadap faktor-faktor yang memainkan peran kunci dalam pengaruh pemimpin terhadap bawahannya.

METODE 

Penelitian ini menerapkan metode kualitatif dengan pendekatan jenis penelitian kualitatif dan pendekatan deskriptif analitis. Definisi penelitian kualitatif, seperti yang diungkapkan oleh Bogdan dan Taylor dalam Sujarweni (2019), adalah sebuah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif dalam bentuk ucapan atau tulisan, serta perilaku individu yang diamati dari perspektif yang menyeluruh, komprehensif, dan holistik. Penelitian ini fokus pada deskripsi dan analisis gaya kepemimpinan guru di SD Negeri Kemambang 02 secara kualitatif. Partisipan penelitian terdiri dari 8 guru, termasuk 6 guru kelas dan 2 guru bidang studi. Teknik pengumpulan data melibatkan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pendekatan ini memberikan gambaran yang mendalam dan komprehensif terhadap gaya kepemimpinan guru di lingkungan tersebut..

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL

Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah suatu konsep yang mendalam dan kompleks, mencakup kualitas dan keterampilan yang diperlukan untuk mengarahkan, memotivasi, dan memengaruhi individu atau kelompok dalam mencapai tujuan bersama. Secara esensial, kepemimpinan bukan hanya tentang jabatan atau otoritas formal, melainkan lebih pada kemampuan seseorang untuk menginspirasi orang lain, mendorong kerjasama, dan membimbing tim menuju prestasi yang lebih baik.

Kepemimpinan melibatkan kombinasi keterampilan interpersonal, visi strategis, dan kemampuan pengambilan keputusan yang bijaksana. Pemimpin tidak hanya memiliki tanggung jawab terhadap hasil kerja, tetapi juga terhadap perkembangan individu dan atmosfer kerja yang positif. Lebih dari sekadar instruktur, seorang pemimpin adalah sosok yang dapat menciptakan semangat, memotivasi inovasi, dan menghadapi tantangan dengan kepala dingin.

Menurut Kartono (2010), kepemimpinan memiliki ciri khas yang melibatkan sifat, kebiasaan, tempramen, watak, dan kepribadian unik, sehingga perilaku dan gayanya menjadi faktor yang membedakan dirinya dari individu lainnya. Pendapat ini sejalan dengan pandangan Sunarto (2005) yang menyatakan bahwa kepemimpinan adalah suatu proses yang melibatkan arahan dan pengaruh terhadap aktivitas tugas individu dalam suatu kelompok. Kepemimpinan, dalam konteks ini, melibatkan interaksi dengan orang lain, termasuk bawahan atau anggota tim yang dipimpin.

Perspektif lain dari Stephen P. Robbins (2003) menyebutkan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk memengaruhi suatu kelompok guna mencapai serangkaian tujuan. Dengan kata lain, kepemimpinan melibatkan aspek kemampuan memimpin untuk mencapai tujuan bersama. Oleh karena itu, keseluruhan pandangan ini menggambarkan kepemimpinan sebagai suatu kualitas unik yang melibatkan karakteristik pribadi, interaksi dalam kelompok, dan kemampuan memengaruhi untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan memegang peranan krusial dalam membentuk dinamika suatu organisasi atau kelompok. Sifat dan pendekatan seorang pemimpin dapat memberikan warna dan arah pada budaya kerja, motivasi anggota tim, serta menciptakan lingkungan yang mendukung pencapaian tujuan bersama. Penelitian dan pengembangan dalam bidang kepemimpinan terus menyoroti beragam gaya dan strategi yang dapat mempengaruhi kinerja organisasi. Dalam konteks ini, artikel ini akan menjelajahi berbagai gaya kepemimpinan, merinci karakteristik utama, serta dampaknya terhadap efektivitas dan keberlanjutan suatu tim atau organisasi.

Gaya kepemimpinan mencerminkan pendekatan dan perilaku seorang pemimpin dalam mengelola dan memandu anggota tim atau organisasi. Ini mencakup cara pemimpin mengambil keputusan, berkomunikasi, memotivasi, dan mengelola konflik. Gaya kepemimpinan dapat bervariasi, mulai dari pendekatan yang otoriter dan tegas hingga pendekatan yang lebih demokratis dan partisipatif. Pemimpin seringkali memilih gaya kepemimpinan berdasarkan konteks, tugas yang dihadapi, serta karakteristik dan kebutuhan anggota tim. Oleh karena itu, pemahaman mendalam tentang berbagai gaya kepemimpinan menjadi penting dalam membentuk budaya organisasi yang dinamis dan sukses.

Sejalan dengan pengertian diatas tentang gaya kepemimpinan bahwa  Makawimbang (2012) mengemukakan bahwa ada 3 gaya kepemimpinan yang bisa menjadikan sebagai gaya kepemimpinan guru SD yaitu (1) gaya kepemimpinan otokrasi, (2) gaya kepemimpinan yang demokratis, (3) gaya kepemimpinan kendali bebas.

1.       Gaya Kepemimpinan Otokrasi

Model kepemimpinan otokratik merujuk pada pendekatan kepemimpinan di mana keputusan dan kontrol sepenuhnya terletak pada seorang pemimpin tunggal. Dalam model ini, pemimpin mengambil keputusan tanpa melibatkan atau mengonsultasikan anggota tim atau bawahan. Kepemimpinan otokratik ditandai oleh otoritas yang kuat dan sentralistik di tangan pemimpin, yang memberikan petunjuk dan arahan secara langsung kepada bawahan.

Pemimpin dalam model kepemimpinan otokratik dianggap sebagai sumber otoritas utama, dan kebijakan serta keputusan dibuat tanpa melibatkan partisipasi atau kontribusi signifikan dari anggota tim. Meskipun pendekatan ini dapat memungkinkan pengambilan keputusan yang cepat dan konsisten, tetapi dapat pula menyebabkan kurangnya motivasi dan keterlibatan anggota tim karena kurangnya ruang untuk memberikan masukan atau berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan.

Dengan kata lain, model kepemimpinan otokratik menonjolkan pemberian wewenang dan kontrol yang sangat besar pada pemimpin, dengan sedikit ruang untuk partisipasi atau pengaruh dari bawahan. Pendekatan ini umumnya diterapkan dalam situasi-situasi di mana pemimpin dianggap memiliki pengetahuan atau keterampilan yang lebih baik untuk membuat keputusan, dan kecepatan dalam pengambilan keputusan dianggap sebagai prioritas utama.

2.       Gaya Kepemimpinan Demokratis

Model gaya kepemimpinan demokratis merujuk pada pendekatan kepemimpinan di mana anggota tim atau kelompok terlibat secara aktif dalam proses pengambilan keputusan. Dalam model ini, pemimpin mendorong diskusi terbuka, menghargai kontribusi anggota tim, dan menciptakan lingkungan yang mendukung kerjasama.

Kepemimpinan demokratis dicirikan oleh proses konsultatif yang melibatkan pemimpin dan anggota tim. Keputusan dibuat melalui dialog dan diskusi bersama, memberikan setiap anggota tim peluang untuk menyampaikan masukan, berbagi ide, dan merasa terlibat dalam proses pengambilan keputusan.

Pendekatan ini memiliki kecenderungan untuk meningkatkan motivasi dan keterlibatan anggota tim karena mereka merasa dihargai dan memiliki peran yang signifikan dalam arah dan keputusan kelompok. Model kepemimpinan demokratis terbukti efektif dalam situasi di mana kreativitas, kerjasama tim, dan pengambilan keputusan bersama dianggap krusial untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok

3.       Gaya Kepemimpinan Kendali Bebas

Model kepemimpinan kendali bebas, yang juga dikenal dengan istilah laissez-faire, mencerminkan pemimpin memberikan tingkat otonomi yang tinggi kepada anggota tim atau bawahannya. Dalam kerangka kerja gaya kepemimpinan ini, pemimpin akan menitik beratkan memberikan kebebasan yang luas kepada anggota tim untuk membuat keputusan, mengatur tugas, dan mengelola pekerjaan mereka sendiri.

Dalam konteks kepemimpinan kendali bebas, pemimpin umumnya tidak terlalu campur tangan atau memberikan petunjuk yang sangat spesifik. Sebaliknya, anggota tim diberi tanggung jawab yang signifikan dan diharapkan dapat mengorganisir diri mereka sendiri tanpa pengawasan yang ketat dari pemimpin.

Walaupun pemberian kebebasan dan kemandirian kepada anggota tim dapat meningkatkan kreativitas dan motivasi, gaya kepemimpinan kendali bebas juga memiliki risiko kurangnya arahan atau pengawasan yang dapat menyebabkan ketidakjelasan dalam mencapai tujuan. Gaya kepemimpinan ini lebih cocok dalam situasi di mana anggota tim memiliki tingkat keahlian dan otonomi yang tinggi, dan mampu mengelola diri mereka sendiri dengan efektif.

PEMBAHASAN

Setelah melakukan pengamatan terhadap setiap guru saat pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti dan kepala sekolah yang mengacu pada teori Makawimbang (2012) tentang gaya kepemimpinan otokrasi, gaya kepemimpinan demokrasi dan gaya kepemimpinan kendali bebas maka dari 8 guru terdiri dari 6 guru kelas dan 2 guru mata pelajaran dapat diperoleh hasil:

Tabel 1. Gaya Kepemimpinan Dan Jumlah Presentase Sampel

No

Gaya Kepemimpinan Guru

Jumlah

1.

Otokrasi

1

2.

Demokrasi

6

3.

Kendali Bebas

1

            Dari hasil pengamatan dapat dilihat dalam tabel bahwa dari 8 sampel guru yang menjadi objek penelitian dapat disimpulkan bahwa guru di SDN Kemambang 02 lebih dominan memiliki gaya kepemimpinan demokratis, gaya demokratis merupakan gaya yang tepat untuk digunakan di kelas, karena di era sekarang ini perlu menumbuhkan karakteristik yang demokratis yang menjadi tujuan dan kemajuan Bersama.

 

KESIMPULAN

Dari hasil pemaparan yang telah peneliti lakukan, dapat di simpulkan bahwa guru merupakan seorang pemimpin di kelas yang dapat mempengaruhi hasil kerja siswa sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Setiap guru kelas memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda dapat dilihat bagaimana  cara mengambil keputusan, berkomunikasi, memotivasi, dan mengelola konflik. Berdasarkan hasil pengamatan guru di SD Negeri Kemambang 02 terdapat 3 gaya kepemimpinan yang diterapkan yaitu (1) gaya kepemimpinan otokrasi yang berjumlah 1 guru, (2) gaya kepemimpinan demokratis yang berjumlah 6 guru, (3) gaya kepemimpinan kendali bebas yang berjumlah 1 guru. Dari data yang diperoleh dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa mayoritas guru di SD Negeri Kemambang 02 memiliki gaya kepemimpinan demokratis yang cocok digunakan dalam pembelajaran untuk menciptakan dan membiasakan diri kepada siswa sebagai dasar landasar jiwa yang demokratis dan terbiasa bermusyawarah dalam menyelesaikan masalah.

 

DAFTAR PUSTAKA

Asmara As. S B Waluya2, H Suyitno2, I Junaedi2, T Suparman1 and A G Prawiyogi. (2019). Development of mathematical literacy ability through the learning tools based CLT (cognitive load theory). Journal of Physics: Conference series.

Makawimbang, J. H. (2012). Kepemimpinan pendidikan yang bermutu. Bandung: Alfabeta.

Pusbangtendik. 2014. Manajemen Dan Kepemimpinan Sekolah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Stephen P. Robbins, Essentials of Organization Behavior, 7th Edition (New Jersey : Pearson Education, Inc., 2003)

Sujarweni, V. Wiratna. (2019) Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi. Yogyakarta: Pustaka Baru Press

Sunarto. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Amus

Usman, H. (2013). Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun