Mohon tunggu...
Ibnu Abdillah
Ibnu Abdillah Mohon Tunggu... Wiraswasta - ... kau tak mampu mempertahankan usiamu, kecuali amal, karya dan tulisanmu!

| pengangguran, yang sesekali nyambi kuli besi tua |

Selanjutnya

Tutup

Sosok Artikel Utama

Mentok di Wapres, Gus AMI

17 Februari 2022   16:36 Diperbarui: 18 Februari 2022   12:15 1429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begitu juga dengan tingkat penerimaan partai-partai lain terhadapnya.

Sebab, kita juga harus mengakui, bahwa banyak nama-nama yang lebih dulu "harum" dibandingkan Gus AMI, baik sebagai personal ataupun Ketua Umum sebuah partai. 

Ada Anies, Prabowo, Ganjar, Sandi, Ridwan Kamil, Puan, AHY, Airlangga, dan beberapa tokoh lain yang secara prestasi, kerja, dan profilnya berada di atas Gus AMI. 

Elektabikitas bisa dikejar. Pada titik tertentu, bahkan bisa dipoles. Jadi ia bukan satu-satunya jawaban, memang. 

Tapi upaya untuk mendongkrak Gus AMI secara media memerlukan usaha yang ekstra, terutama jika dikaitkan dengan beberapa pengalaman dan kejadian masa lalu yang kurang mengenakkan secara politik dan manajemen isunya.

Memerlukan orang-orang yang membela mati-matian untuk memberikan kebenaran sekaligus pembenaran sehingga ia menjadi satu-satunya pilihan yang paling representatif untuk mewakili suara kelompok tertentu.

Kita tahu, bertahan sampai sekarang adalah sesuatu yang luar biasa bagi Gus AMI sekaligus menunjukkan kekuatan dan kemampuan lobi politiknya yang patut diacungi jempol, tapi justru pada sisi itu yang memerlukan polesan lebih agar Gus AMI benar-benar "terjaga". 

Kenapa penting? Sebab sebelumnya, jika analisa banyak kalangan benar, bahwa Jokowi memerlukan NU untuk memenangkan kontestasi yang kedua kemarin, mestinya Gus AMI menjadi pilihan terbaik ketika itu. 

Tapi apa yang terjadi? Tidak demikian. Artinya apa? Tentu ada masalah dengan acceptance masyarakat, tokoh-tokoh politik, serta para penentu dalam partai koalisi terhadap sosok Gus AMI.

Tapi bagaimanapun, Gus AMI memiliki modal yang cukup untuk memoles citra. Ia juga punya posisi untuk berbicara dan mengedepankan kerja. 

Mestinya modal itu bisa dijadikan alat mengkapitalisasi popularitasnya sehingga lebih disukai dan diterima dan berimplikasi pada menguatnya elektabilitas, pada akhirnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun