Dalam sekejap pula, orang tersadarkan kembali, bahwa ternyata menjadi sosok beradab itu, pada akhirnya, jauh lebih penting dibandingkan sosok (yang terlihat) pintar tapi menyakitkan.
Bagaimana mungkin orang yang pernah mengenyam pendidikan tinggi; duduk manis di kelas untuk mendengarkan penjelasan dosen yang sebagiannya adalah profesor; pernah mengerjakan tugas makalah, proposal, skripsi, tesis, dan lainnya yang diampu oleh seorang dosen-Profesor, pernah melarat ketika menjadi mahasiswa lalu berlaku demikian tidak sopannya kepada seorang Profesor senior.
Kita bisa berdebat soal substansi perdebatan yang terjadi di meja Mata Najwa, tapi apa yang ditunjukkan oleh Arteria Dahlan dalam menghadapi lawan-lawan bicaranya adalah perilaku berlebihan, dan memberikan contoh buruk bagi generasi muda yang lainnya.
Apalagi, tentu saja, adegan itu disaksikan oleh jutaan pasang mata. Wajar ketika Yunarto Wijaya merespon apa yang dilakukan oleh Arteria Dahlan dengan cuitannya yang sangat menohok:
"Kita ga bisa nge-judge sepihak omongan arteria dahlan salah secara substansi, tapi yang jelas gua akan kasih liat video dia ke anak gua n bilang "Contoh orang yang berpendidikan tapi gak punya adab/manner, jangan pernah jadi gini ya nak..." @yunartowijaya.Â
Komentar yang lebih dari itu sangat banyak, karena beberapa trending topic di twitter yang berkaitan dengan Arteria Dahlan isinya rata-rata kekecewaan, kemenyesakkan, nyinyiran, bahkan cacian: sebuah respon yang dianggap setara dengan apa yang dilakukannya.
Fahri Hamzah mengatakan, bahwa tugas anggota dewan itu memang berbicara, dan itu benar-benar dipraktikkan oleh sebagian anggota dewan yang terhormat itu dengan sangat baik.Â
Hanya saja, Arteria Dahlan menyampaikan apa yang diyakininya dengan cara berlebihan karena menafikan dan mendegradasi semua unsur yang dimiliki oleh lawan-lawan berbicara. Wajar ketika kemudian muncul penilaian negatif terhadap sosok Arteria Dahlan, termasuk penilaian sok pintar, sombong, dan suka merendahkan.
Laku seperti itu semakin diperburuk dengan tuduhan-tuduhan yang dilancarkan kepada lawan bicaranya.
Sebgaia cotoh, menuduh mendapatkan uang kepada Feri Amsari, celetukan tokcer Najwa Shihab bahwa anggota dewan perlu belajar mendengarkan ketika Arteria Dahlan tak membiarkan lawan bicaranya menjelaskan.