Secarik kertas jatuh..
Di dalam kelas terlalu bising untuk merenung, kejadian tadi pagi yang membuatku linglung ketika seorang asing mencegatku diperjalanan. Dia memaksaku untuk ikut ke gudang sepi sebelah pabrik sabun yang tak berfungsi.
Dari tatapan matanya dia menelanjangi tubuhku seolah ingin menerkam dan mencabik cabik. Tapi setelah kesempatan ada untuk menggagahiku dia diam saja, tangannya yang tadi kekar mencengkeram kulit halus menjadi lemah. Suasana hening dan dia terpaku matanya memandang kebawah. Aku tidak habis pikir biasanya lelaki kalau niat jahat dia akan bersungguh sungguh menuntaskan nafsunya. Tapi ini beda, dia melepaskan aku sambil menunduk bisu.
Kesempatan itu aku gunakan untuk berlari menjauh sampai aku angkat rok tinggi tinggi. Tak peduli kaki mulusku terlihat menggoda pemandangan yang penting aku selamat dari marabahaya.Â
Namun keherananku belum berhenti aku teruskan lamunanku di bawah pohon asem jauh kelas yang gaduh. Kelasku terkenal berisik dan gaduh sudah berapa kali hukuman diberikan oleh semua guru. Tapi nyatanya tidak ada yang takut terutama berandalan kelas yang paling jagoan dan ditakuti, Guntur. Walau bolak balik masuk ruang BK tak peduli dan tetap cuek.Â
Sementara aku merenung sendirian, tiba tiba Selly mengejutkanku.
"Hai, pamali cewek sendirian dibawah pohon asem nanti kerasukan lho" katanya.
"Kamu bisanya bikin kaget" teriak diriku.
" Kamu sih..sendirian saja. Ada apa nona manis kok wajahmu tegang banget?". Tanyanya.
Setelah kuceritakan pengalamanku berangkat  sekolah, selly terhenyak dengan wajah yang lebih tegang.Â