Mohon tunggu...
Muslihudin El Hasanudin
Muslihudin El Hasanudin Mohon Tunggu... jurnalis -

journalist and more

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Sabang & Tugu Nol Kilometer yang Terlupakan

31 Oktober 2014   18:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:03 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_370863" align="aligncenter" width="490" caption="Tugu Nol Kilometer di ujung Sabang (foto dindin)"]

1414728225901993028
1414728225901993028
[/caption]

Kebanyakan orang Indonesia hanya mengenal Sabang dari lagu “Dari Sabang Sampai Merauke” ciptaan R. Soerardjo . Awalnya lagu tersebut bersyair "Dari Barat sampai ke Timur, Berjajar Pulau-pulau", tetapi bait tersebut kemudian diubah atas masukan Presiden Soekarno tahun 1960-an saat mempersatukan Irian Barat ke NKRI.

Berkat lagu yang jamak dinyanyikan pada masa sekolah dasar itu kita tahu bahwa Sabang adalah titik terbarat di Indonesia sementara Merauke adalah titik paling timur di Indonesia. Namun, seberapa banyak pejabat negara, politisi, atau orang Indonesia yang tertarik  mengunjungi daerah bersejarah itu?

[caption id="attachment_370864" align="aligncenter" width="490" caption="Menikmati taman laut dari atas perahu kecil (foto dindin)"]

1414728323346014318
1414728323346014318
[/caption]

Seharusnya setiap kepala negara atau pejabat pemerintah diwajibkan mengunjungi titik nol kilometer Indonesia di Sabang dan di Merauke. Agar jiwa nasionalismenya tumbuh, dan muncul kesadaran untuk membangun bangsa yang mahaluas ini. Tidak hanya memikirkan perutnya saja.

Sabang adalah kota administratif yang terletak di Pulau Weh dan masuk dalam wilayah provinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD). Sabang memang cantik dan memiliki segalanya. Pulau ini memiliki pantai yang amat cantik, taman laut yang mempesona, dan jangan lupa di Sabanglah tertanam Tugu Nol Kilometer Indonesia.

Walaupun wilayahnya tak begitu luas, namun berkendara menuju tempat keramain pulau Sabang membutuhkan waktu kurang lebih satu jam.  Lamanya jarak  tempuh tersebut disebabkan karena kontur pulau yang memang berbukit-bukit. Kendaraan tidak dapat melaju kencang lantaran harus melahap turunan dan tanjakan yang ditemui. Lebar median jalan   dan kontur jalan yang tidak lurus juga menjadi penyebannya.   Yang mengejutkan mengejutkan, kondisi jalan utama hampir di semua wilayah Sabang sangat bagus dan beraspal. Kondisi jalan yang teraspal baik ini bahkan menurut saya lebih bagus dari kondisi jalan utama di kota-kota besar di Jawa.

[caption id="attachment_370865" align="aligncenter" width="490" caption="Snorkeling di Iboih (foto dindin)"]

1414728393394708038
1414728393394708038
[/caption]

Bisa jadi banyak traveler yang telah mengunjungi banyak tempat wisata di Indonesia, namun  dapat mengunjungi  Tugu   Nol Kilometer Indonesia di Sabang adalah sebuah kebanggaan yang amat luar biasa. Tugu Nol Kilometer ini  terletak di Ujong Ba’u, atau titik terujung di semenanjung   sisi barat laut .  Tugu Nol Kilometer  adalah titik terbarat dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Inilah posisi paling sakral dalam konteks wilayah  Negara Kesatuan Republik Indonesia

Perjalanan menuju ke Tugu Nol Kilometer melewati jalanan yang sempit dan   berkelok-kelok, namun kondisi jalannya cukup baik. Menurut H. Yusuf Nafi pemrakarsa Tim Jelajah Nusantara , kondisi ini sangat berbeda  saat ia mengunjungi tugu ini puluhan tahun silam. “Dulu jalannya masih   berupa batu makadam, belum beraspal seperti sekarang. Waktu itu kami menumpang pick up untuk menuju lokasi. Sepanjang perjalanan bahkan sering siap-siap merunduk menghindari banyaknya tanaman perdu dan dahan yang melintang di sepanjang jalan” kenangnya.

Tugu   Nol Kilometer secara fisik adalah  bangunan setinggi 22,5 meter dengan bentuk lingkaran berjeruji. Bagian tugu dicat putih dan bagian atas lingkaran menyempit seperti mata bor. Puncak tugu ini terdapat patung burung Garuda menggenggam angka nol dilengkapi prasasti marmer hitam yang menunjukkan posisi geografisnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun