Yang jelas, dua masjidku tetap beriring jalan dengan jaman. Jika dulu kami cukup di satu lantai, Masjid Al Mujahiddin dan Masjid Al Amanah, sama-sama dua lantai. Lantai-lantai sudah dipasangi keramik-keramik indah. Lampu-lampu gemerlap terpasang di sana dan di sini. Toilet-toiletnya bersih, sedikit mirip dengan toilet di mall. Lahan parkirnya luas. Beberapa sisi pun terpasang baja ringan. Sound system dari speakernya, bisa diatur mengarah dan berkualitas suara berapa oktaf. Dua masjid favoritku, sudah ramah teknologi.
Namun, maaf. Hari ini, menghadirkan dua kisah masjid terdekat di hati, dengan se-gloomy ini. Mungkin karena seharian terakhir, kita, kembali ditinggalkan malam Nuzulul Qur'an. Semoga, kita masih beroleh rezeki umur, waktu dan sehat, bertemu malam yang sama. 365 hari kurang. Setahun ke depan. Insha Allah, aamin.
*Selong 30 April 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H