"Bunda, kalau misalnya nanti aku berjodoh tanpa harus pacaran, aku jadi ndak punya mantan seperti bunda dong."
"Tetap punya lah. Cuma sedikit beda istilah. Kakak nanti punyanya 'mantan calon jodoh', bukan 'mantan pacar'. Sama-sama ada kata 'mantan'nya kan?" Aku mengerling dan kedipkan dua mata ke si sulung.
"Ish, maksa!"
"Pengumuman-pengumuman. Nanti kalau ayah yang nyetir mobil, aku yang duduk di depan ya. Para perempuan harus di kursi belakang. Pengumuman selesai!" Tetiba si bungsu sudah sandarkan punggung di bangku belakang sambil jilati es krim.
"Astaga adik! Sehari ini perutmu sudah jadi box es krim deh!"
Si bungsu hanya lelet-leletkan lidahnya dan kembali sibuk habiskan es krim.
Sehari di Februari yang indah dan seru. Kami begitu sibuk bahagia dan nikmati hari, abai pada angka di kalender. Tepat di 14. Kabarnya hari kasih sayang.Â
Sehari di Februari yang indah dan seru. Selepas sekian tahun terpisah. Suamiku bekerja di kapal layar. Terpaksa masih terus perpanjang kontrak kerja. Demi aku dan anak-anak dapatkan kualitas hidup terbaik. Idaman kebanyakan keluarga kecil lainnya seperti kami. Berangkat dan pulang tak tentu. Tak mesti.
Di sehari Februari yang indah dan seru.
*Selong 19 Februari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H