"Nggak masalah....!? Ayah kan jaooohhhhh..."
"Kakak, buruan video call ke ayah deh. Bunda genit nih. Mentang-mentang gi jauh, smsan sama mantannya..."
Gemblung! Pada kemana sih? Ditelpon koq ndak diangkat-angkat.
Deg!! Siapa sih.
Anakmu yo ndak angkat-angkat telpon. Pada ngapain sih?!!
Hmmmm, bahasanya agak-agak mengingatkan ke seseorang deh nih.
Belasan sms berikutnya hanya ulangan dari 'Angkat woi!!' , 'Punya HP biar bisa ditelpon!!', 'HPnya buang ke laut!!'Â
SMS terakhir: "Tak tunggu di bandara. Bawakan nasi Puyung yang super pedas ya. Nanti tak makan di mobil"
"Wohoho, mantannya bunda ternyata kelaparan..", terkekeh aku berbicara sendiri.
"Ayaaahhhh, liatin deh..Tuh bunda gi berbahagia sms-an sama mantannya," si sulung sorongkan gadget miliknya, berusaha menangkap angle tubuhku yang pas untuk dilihat ayahnya di seberang sana. Tersambung melalui video call...
Alih-alih marah,ayah mereka juga terkekeh-kekeh.