Mohon tunggu...
Muslifa Aseani
Muslifa Aseani Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Momblogger Lombok

www.muslifaaseani.com | Tim Admin KOLOM | Tim Admin Rinjani Fans Club

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Fiksi Horor dan Misteri] Aura

30 September 2016   08:53 Diperbarui: 30 September 2016   09:09 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Skrinsot banner event FC.

Tepat di malam tahun baru, tepat pula hitungan ke-10 Angga pingsan dipelukanku. Sejak itu ia tak pernah berani mendekat. Aku? Aku juga tak berani memaksa. Sejak itu pula, tak ada cewek lain di sekolah yang berani dekati Angga. Keren, pintar, idola guru, tapi tak pernah tatapi matamu saat bicara serta sewaktu-waktu pingsan. Apa kamu tahan?

“Lima kali pingsan saat di sekolah dan lima kali saat kalian kencan di luar…”

“Angga tak pernah mau bicara. Juga tak ada kerabatnya yang bisa ditanyai. Ia hidup sendiri, orang tuanya sedang bertugas di Rusia. Angga benci dingin menusuk tulang.”

“Aku takkan tahu jika tak mencoba. Tapi, aku harus yakin aku tak menyakitimu jika teruskan ini…”

“Aku sudah di masa ingin pastikan Angga rasakan sedikit bahagia. Hampir dua tahun, kamu satu-satunya cewek yang berani duduk di sebelahnya.”

Aku dan Prudence berpelukan. Hati kami memiliki satu misi, memaksa Angga berteman, memaksanya rasakan kebahagiaan dari satu pertemanan.

“Bisa tolong jelaskan bagian yang ini? Aku masih selalu gagal tempatkan awalan serta akhiran kata…”

Angga menarik buku mapel Bahasa Indonesia, meletakkannya tepat didepannya sendiri.

“Tunggu, aku akan lebih mudah mengerti jika kamu menjelaskan dengan menatapiku. Aku yang bertanya, bukan buku itu,” lenganku menutupi halaman yang ditatapi Angga.

Lembut Angga pindahkan tanganku, “ Aku ingin. Tapi aku tak bisa. Kumohon mengertilah…”

“Kamu belum mencoba. Aku bahkan belum seminggu di kelas ini.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun