“Setiap suap daging merah tua ini semakin sedap setiap lihat sosokmu begitu,” Gagah semakin mempesona ketika berbicara di sela kunyahnya.
Aku meneguk ludah. Dua sushi di awal pagi tadi terasa lenyap di jonjot ususmu. Ekstra cookies peneman double espresso terlihat kosong, pun gelas mini di sebelahnya.
“Aku sudah pesankan sate vege special favoritmu. Juga dua paket steak terenak resto ini untuk Ratih dan Suri. Mereka juga harus rayakan keberhasilanmu selesaikan fiksimu yang entah sudah berapa judul..”
Seorang pelayan tetiba sudah di sampingmu, letakkan persis menu-menu seperti yang dijelaskan Gagah. Dua lenganmu terlepas dari ikatan di belakang kepala. Gemeretak kecil di punggung isyarat pasti, lemasnya seluruh tubuhmu, terutama jejari. Tubuhmu melapar sangat. Selalu. Sesaat selepas diksi tak terhitung terlepas dari otakmu, mengelindan di kisah-kisah baru.
“Kau beruntung dapatkan Ratih. Gadis yang masih selalu kau pikir biasa. Namun sepertiku, ia telah jadi inspirasi dari semua kisah-kisah fiksimu. Pun lahirkan Suri. Aku masih selalu takjub, bagaimana kalian besarkan Suri dengan begitu sehat..”
“Cukup. Berhentilah di sana. Seluruh dunia sudah paham ujung kalimatmu. Seperti yang Ratih pernah katakan --dan selalu ku ingat dengan baik, kami para mantan pemabuk jutaan ekstasi berhak memilih sisakan indah. Endapkan setiap sisi buruk masa lalu kami..”
“Kalimat-kalimatmu mulai panjang. Kau telah siap jawabi pertanyaanku selanjutnya,” sela Gagah sembari entaskan suapan terakhirnya. Piringnya tandas. Saus terakhir dicelupkan pada buncis, kemudian sama-sama lenyap di mulutnya.
“Maaf bapak, ini billingnya. Silakan ke kasir atau saya bantu bayarkan jika bapak berkenan,” seorang pelayan cantik angsurkan kotak billing padamu.
Melihat sekilas, tak ada menu steak spesial makan di tempat dan dua gelas jus. Selalu begitu. Tapi kamu mulai menerimanya. Berikan uang kontan senilai bill, dua paket bungkusan steak wagyu buat Ratih dan Suri kamu tenteng selepas masukkan laptop dan kosongkan meja. Masih ada buku ke empat yang harus kamu selesaikan. Masih akan selalu ada Gagah yang temanimu, dengan atau tanpa pertanyaan.
*Selong 20 Agustus
Olah diksi ini disertakan di Event Kompetisi Menulis Cerita Pendek #MyCupOfStory dari NulisBukuDotCom.