“Bundaku cantik, di sini tamu sudah diminta menyimpan gadget. Tapi tenang, ada beberapa kamera di drone super mini milikku yang akan merekam setiap momen yang Bunda cintai. I love you Bunda. Matur tampi asih masih temani aku di seabad negeri kita merdeka..”
Layar raksasa kembali berganti. Samar-samar matamu hanya merekam kibar merah dan putih. Pipimu yang masih segar telah menganak sungai. Perasaanmu bercampur, entah turut berbangga dan bahagia atau harus sedih. Mulai di seabad kemerdekaan bangsamu, hidupmu terpenjara mesin. Hukum negeri masih tak membolehkan permintaan kematian, meski kemudian nyawamu berganti mesin pemompa jantung.
“BB-8 satu doaku, jika sungguh sosokmu sama-sama mesin seperti jantungku ini, jangan pernah bosan temani aku..”
Glossary:
Gili: Pulau Kecil, sering tak berpenghuni.
Matur Tampi Asih: Terima kasih, Bahasa Sasak Lombok.
*Selong 18 Agustus
Fiksi ini meramaikan event Bulan Kemerdekaan RTC - Rumpies The Club.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H