[caption caption="DokPri: Perahu sandar di Pantai Tangsi atau Pink Lombok Timur."][/caption]Tentang Lalu
Kau yakinkan aku, benar padaku semua sandaran hidupmu
Tentu saja kupercayaimu, karena itu pula inginku
Semua kisah masa depan terjalin satu
Atas dan demi padu padan cinta, pun kasih sayang
Tentang Luka
Kemudian tak sekali dua, cinta pun kasih sayangku, kau
Dipertanyakan atas sekian luka, pun tangis-tangisku yang menggugu
Tak terhitung kali yakinku bermonolog, benarkah kita satu
Jika lukaku, kau, bertambalan, berserabut jelaga
Tentang...?
Pada indera kita, lalu lalang kisah kasih berniat sama
Bersatu rasa, terangkan pun gelapkan apa, mengapa,siapa, untuk apa
Jika sadarku yang terlambat, sesali pilihku terangkan begitu banyak gelapmu nan berjelaga
Harapku akhirmu dan aku bertabir tebal, tertutup dari segala, maukah percayaiku?
Â
Bahwa aku dan kau sama masih berharap di padu padan cinta juga kasih sayang
Yakinkan setiap yang kita cintai dan cintai kita, kisah awal kita nyata membayang
Akan benar aku sandaran semua hidupmu, seperti inginku yang semoga tak hilang
Jadi jawaban pertanyaan sekian luka dan tangias-tangis yang menggugu
Â
Bahwa hati dan jantung kita yang padu padan kasih sayang pun cinta
Hanyalah antar lahirnya hati dan jantung lain yang --sama berharap dapatkan-- padu padan serupa
Akulah rusuk kirimu, atau, kaulah rusuk kiriku --mengapa tak sepakatinya saja?
Kita berbeda, tapi satu harap, padu padan kasih sayang pun cinta terjaga sampai akhir
Â
Kau belahan jiwaku, atau, aku belahan jiwamu
Jantung pun hatiku, kau, salah dua dari jantung pun hati tak terhitung pada sejarah bumi
Tasbihkan masing-masing jantung pun hati pilihannya
Sebagai belahan jiwa, usaha terjaga sampai akhirÂ
Â
Aku belahan jiwamu, atau,kau belahan jiwaku
Serupa sampan nelayan yang selalu bersandar pada pantai, lelapkan sedikit lelah
Seteguh karang laut, terkikis ribuan luka, namun serakannya menjadi pasir putih terlembut pada jejak hidup
Setia bagai rotasi matahari dan bulan yang takkan ingkari sunnahNya
***
Jadi Arin, marilah sama kuatkan diri. Akhir belum lagi sepenuhnya hampiri kita. Percayai aku --masih, belahan jiwamu, sepertiku yakini hal sama.
*Selong 7 April
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H