Tes! Jidatnya merasai dingin cairan.
Enggan, Ben membuka sedikit celah di ujung mata kanannya dan menengadah.
"Jempol Setaaaannnnnnnnnnnn," refleks tenggorokan Ben menguarkan satu nama.
Groaaarrrghhhhhhh...Menukik serupa gunting, Jempol Setan arahkan ujung tertajamnya pada jakun Ben.
Begitu takut, Ben lupa jurus maut andalannya Suit an Manis Kelingking Dewa. Dua tangannya yang sedari tadi lemas di sisi badan, refleks bergerak seolah menyambut kematian dari tusukan Jempol Setan.
Wuuuussshhhhhh!!
Sepi.Â
Ben terpejam. Rasanya badannya sudah tenang di gelapnya kungkungan tanah.
Siapa itu yang menangisinya?
Ben menyimak isakan lirih itu. Dan kemudian sadar, itu tangis tertahan dari tenggorokannya sendiri.
Aku masih hidup!