“aku sudah mati
sejak kamu bunuh aq dengan cintamu
cinta yang menusukkan pisau kebohongan tepat di jantungku
dan membuatku tak bernafas..
aku sudah mati
karena cinta yang tumbuh di hatimu
bukan untuk ku.. bukan untuk ku...
aku sudah mati
bersama cinta yang masih tumbuh subur di hatiku
di hatiku yang sampai saat ini masih meneteskan darah segar..
karenamu..
aku sudah mati
atau sudah mati sejak dahulu
ketika semua wanita mempermainkan cintaku
meninggalkan kesedihan yang semakin dalam dan semakin dalam
di hatiku..
aku sudah mati
kubur aku di tepi laut..
agar arwahku bisa menghanyutkan semua cintaku padamu
agar air laut menghapus namaku di atas pasir,
agar semua orang tau bahwa aku tidak pernah ada..
aku sudah mati
dihatimu..
dihatimu..
aku sudah mati..
benar benar mati”
Dan aku tak tahu apa arti dari puisi ini (penuh dengan tanda Tanya besar?????????????)
Dan kamu tak lagi bernyayi setiap pagi,
Aku mengintip di balik jendela rumahku melihat kamu tak mengenakan baju cuman celana pendek sungguh memalukan..dengan membawa burung ,kau gantungkan sangkarnya..
Setiap hari kau memberi burung itu makan..tapi hari ini burung itu tidak ada .
Tapi yang membuat aku aneh dan bertanya (lebih besar lagi tanda tanyanya ?????)
Burung dan sangkarnya itu kau kemanakan ,hingga kau ganti dengan gitar yang kau gantungkan di teras atas kamarmu..
(dalam hati masih bertanya,kemana burungmu dan apa mau mu?)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H