Oooo.... "Kamu anak buncit ?" "Iya".
"Berapa saudaramu ?" "Tiga Bun. Semua perempuan, dan aku yang paling kecil" .... hmm....lancar juga ngomongnya, pikirku.
"Silahkan diminum kopinya, biar tidak dingin, makan juga jajannya, lumayan...buat ganjal perut"... candaku.
Adzan Maghrib pun Tiba
Dalam suasana sedikit penuh kecanggungan, adzan Maghrib di musholla sebelah berkumandang. Aku pun mempersilahkan dia untuk memilih tempat, musholla kecil di rumah ku, atau berjamaah di musholla kampung. Dengan sopan, dia memilih berjamaah di musholla Darussalam sebelah kanan rumah ku.
Setengah berbisik aku sampaikan, "lepas magrib, nanti dia datang kesini bersama ortu nya. Kamu sabar ya... Nanti kalau di musholla ada yang tanya, kamu bilang, keponakan bunda."Â
"Engge... Mohon ijin ke musholla dulu,"... "Monggo..." Sahutku pendek.
Yang Ditunggu pun Tiba
Jamaah di musholla Darussalam usai, laki-laki bernama Ragil ini pun kembali ke ruang tamu. Aku mencoba duduk berhadapan dengannya, sekedar untuk melihat ekspresi wajahnya. Sambil perlahan kutanyakan apa yang membuat dia nekat ke rumah dan menembus dinginnya air hujan dari Gresik ke Sidoarjo. Dia pun tersenyum sambil berkata lirih, "barangkali jodoh saya datang dari sini bun."
Plak ...wajahku seperti tertampar....memerah tak dapat ku sembunyikan. "Luar biasa keyakinannya"....begitu kata hatiku.Â
Laki-laki bertanggung jawab, pasti memiliki tekad yang kuat untuk memperoleh sesuatu. Cinta dan rindu adalah dua kata penguat bagi siapapun yang sedang dilanda kasmaran, begitu kata batinku.