Beberapa menit kemudian, temanku berkirim foto nya, foto laki-laki bertubuh kekar dan tinggi, dalam kondisi kehujanan. "Mbak....dia akan meluncur ke rumah mu" bunyi catatan singkat dibawah foto itu.
"Allah....nekad benar anak ini...."Â
Diluar hujan mulai reda, menyisakan genangan air yang menguap dari sungai. Aku melihat sejumlah anak kecil berenang di air keruh didepan rumahku dengan riang gembira. Aku pun tersenyum melihat kelucuan mereka dari balik pagar besi rumah. Sambil ku sapa mereka. "Hati-hati...airnya mengalir kencang..." " Iya bunda..." Mereka menyahut bersamaan seperti ada yang memberi komando. Aku masuk rumah, minum teh hangat dan makan biscuit sebagai pengusir rasa penasaran ku pada bayangan sosok laki-laki yang nekat itu.
Laki-laki itu Bernama RAGIL
 Baru 10 menit aku duduk, tiba-tiba kulihat ada sepeda motor berhenti didepan rumah ku. Ku tengok keluar, kubuka pagar besi rumah ku dan ku sapa.... "Adek cari siapa? "Â
Kulihat seperti orang kebingungan dan bimbang. "Saya cari bunda. Bunda Rara" jawab nya pendek. "Ooo... Silahkan masuk. Masukkan sepeda motor mu ke garasi, biar aman" jawab ku pendek. "Engge" dia pun menjawab pendek dengan logat jawa yang halus.Â
"Mari silahkan masuk" ku persilahkan dia masuk ke ruang tamu, aku buatkan secangkir kopi panas dan makanan kecil ala kadarnya.Â
"Maaf ini desa, jadi makanan yang tersuguh tidak seperti makanan orang-orang kota" selorohku basa-basi.
Laki-laki ini tersenyum kecil sambil menjawab "mboten nopo-nopo, sami mawon". Terkesan sangat sopan, sederhana dan bersahaja.
Aku mencoba curi pandang darinya, saat dia mengatur nafasnya yang tampak terengah dan gugup.
"Namamu siapa dek ?" Begitu aku memulai membuka pembicaraan. "RAGIL, Bun" ....