A.PENGERTIAN PRAGMATISME
Pragmatisme berasal dari kata  pragma (bahasa Yunani) yang berarti tindakan, perbuatan. Paham ini memandang bahwa suatu kebenaran itu yang memberi kegunaan praktis pada kehidupan. Kegunaan ini bersifat relatif atau tidak mutlak. Dasar pragmatisme adalah logika pengamatan, sehingga segala yang ditunjukkan manusia dalam dunia nyata adalah fakta individual, konkret dan terpisah satu sama lain.
Ide menjadi benar apabila mempunyai fungsi pelayanan dan kegunaan. Serta pragmatisme tidak menghiraukan kebenaran yang bersifat metafisik. Orang pragmatis adalah orang yang orang yang selalu mencari manfaat atau memanfaatkan orang lain. Orang pragmatis akan menghindari hal-hal yang tidak berguna bagi dirinya maupun lembaga, karena ia beranggapan bahwa sesuatu yang tidak memberi kegunaan itu tidak benar.
Jadi pragmatisme pendidikan menyatakan bahwa suatu kebenaran ialah yang memberi manfaat, dan untuk mengetahui hal kebermanfaatan tersebut kita harus menerapkan dalam kehidupan nyata termasuk pendidikan. Jadi semakin berguna atau bermanfaat sesuatu itu maka semakin benar.
Teori-teori pragmatisme:
1.Kebenaran suatu pernyataan di ukur dengan kriteria fungsional atau tidaknya pernyataan itu.
2.Kebenaran ialah yang memiliki kegunaan praktis
3.Suatu teori dikatakan benar apabila menghasilkan jalan keluar.
Tujuan pendidikan menurut aliran pragmatisme:
1.Metode yang digunakan yaitu metode pemecahan masalah, penyelidikan dan penemuan.
2.Kurikulum dan pelajaran diarahkan pada kegunaan masing-masing individu.
3.Menyediakan pengalaman untuk memecahkan atau menemukan hal-hal baru.
4.Segala sesuatu yang dilakukan harus berguna bagi pendidikan.
B.TOKOH ALIRAN PRAGMATISME
1. Charles Sander Peirce
Peirce menyatakan bahwa kebenaran yang hakiki ialah yang berdasarkan fakta yang apa adanya bukan opini yang disepakati orang-orang. Ia juga memandang pragmatisme merupakan suatu teknik untuk memecahkan suatu masalah.
2. William James
James menyatakan bahwa pragmatisme adalah realita sebagaimana yang kita ketahui. Dan ia juga berpendapat bahwa kebenaran suatu konsep itu diukur dengan mempertimbangkan konsekuensi dari penerapan konsep tersebut.
Jika suatu konsep yang dipraktikkan tidak mempunyai akibat apa-apa, maka konsep itu tida mempunyai pengertian apa-apa. Ciri-ciri suatu suatu konsep atau teori benar ialah apabila teori itu dapat membimbing menuju kenyataan (fact). Pragmatisme juga mengajarkan bahwa kebenaran tidak hanya berfungsi atau berguna, tetapi juga harus memiliki kegunaan konkret.
3.John Dewey
Pragmatisme pendidikan yang dilakukan John Dewey berdasarkan pada perubahan, relativitas, proses dan rekontruksi pengalaman. Pragmatisme Dewey dipengaruhi oleh teori evolusi Charles Darwin bahwa semua makhluk hidup memiliki naluri untuk bertahan hidup dan berkembang. Dewey juga memandang bahwa pendidikan merupakan tempat pelatihan bagi keterampilan metode pemecahan masalah.
4.Heraclietos
Heracleitos mengungkapkan bahwa di alam semesta ini tidak ada yang tetap, artinya segala sesuatu mengalami perubahan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H