Membaca jurnal atau laporan di e-reader yang sebelumnya sudah saya pindahkan dari laptop ini sangat membantu saya merasakan kuliah sungguhan atau belajar yang tidak monoton.
Saya pun terhindar dari godaan notifikasi dan aplikasi menggiurkan lainnya di ponsel karena e-reader hanya menyediakan buku bacaan saja. Jadinya saya bisa fokus belajar tanpa gangguan.
Kedua, belanja buku di luar buku kuliah. Cara ini saya lakukan untuk menambah wawasan sekaligus sebagai hiburan di sela-sela kuliah.
Selama pandemi ini, saya melahap buku-buku tentang self-improvement, novel jadul atau baru, dan buku perjalanan. Sensasi membaca buku dari kertas tidak pernah tergantikan dari benda secanggih apapun.
Saya juga suka menandai kutipan-kutipan yang saya pikir akan bermanfaat untuk kesehatan mental saya yang kadang goyah berlama-lama terkurung di kamar untuk belajar atau kuliah daring.
Ketiga, membuat kreasi jurnal harian. Cara ini sudah saya lakukan sejak lama, namun saya tambah bersemangat lagi setelah saya berkonsultasi di sebuah klinik konseling. Psikolog yang saya temui menyarankan saya untuk terus melanjutkan membuat jurnal harian tersebut.
Dalam jurnal harian, saya seringkali membuat daftar apa saja terkait aktivitas harian. Biasanya saya akan menulis laporan detak jantung, jumlah langkah, durasi tidur, mood tracker, food tracker, dan banyak lagi lainnya.
Tak lupa saya menambahkan gambar lalu mewarnainya. Psikolog yang saya temui juga meyakinkan saya bahwa menggambar dan mewarnai akan melatih stabilitas emosi harian saya.