Sepanjang hari, saya akan ngambek kepada orangtua jika mereka tidak berhasil membangunkan saya padahal saya sendiri yang susah dibangunkan.
Ketiga, puasa sampai azan Dhuhur. Puasa macam ini seharusnya sudah dibiasakan anak-anak sekitar umur tujuh sampai sepuluh tahun atau mereka yang sudah bersekolah di sekolah dasar.
Perlu ada sedikit paksaan di sini, setidaknya keluarga tidak menyediakan sarapan pagi untuk mereka. Dengan membiasakan puasa setengah hari di waktu kecil, lama-kelamaan mereka akan penasaran apakah mampu atau tidak berpuasa sampai Maghrib.
Sewaktu saya kecil dulu pun demikian, puasa sampai Ashar adalah prestasi yang sangat membanggakan. Apalagi di saat usia sekecil itu, banyak anak-anak tidak puasa sama sekali.
Azan Dhuhur, Ashar dan Maghrib adalah suara paling ditunggu anak-anak. Bagi mereka mendengar azan itu tandanya mereka bisa makan kalau saja tidak mampu berpuasa sampai Ashar atau Maghrib.
Dengan mengajarkan puasa secara bertahap akan membuat anak-anak semakin terbiasa dengan puasa Ramadan. Jangan sekali-kali menjanjikan hadiah jika mereka puasa full atau setengah karena cara ini justru akan mengajarkan anak sedikit materialistik. Puasa bukan mengharap pahala malah mengharap materi duniawi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H