Setelah saya lulus dari Tebuireng, jiwa toleransi saya entah mengapa semakin naik. Apalagi banyak teman kuliahku dulu dari agama lain. Saya juga pernah satu kamar dengan orang Katolik. Dan saya juga sering mengobrol dengan mereka.Â
Kini setelah Gus Sholah tiada, sosok pluralisme bangsa semakin dirindukan. Namun nilai-nilai toleransi itu masih bisa dihayati dan diamalkan. Tulisan-tulisan beliau juga sangat banyak bertebaran di mana-mana. Meskipun Gus Sholah telah tiada, tulisan-tulisan dan ruh semangatnya masih hidup sampai kapanpun.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!