Setelah saya lulus dari Tebuireng, jiwa toleransi saya entah mengapa semakin naik. Apalagi banyak teman kuliahku dulu dari agama lain. Saya juga pernah satu kamar dengan orang Katolik. Dan saya juga sering mengobrol dengan mereka.Â
Kini setelah Gus Sholah tiada, sosok pluralisme bangsa semakin dirindukan. Namun nilai-nilai toleransi itu masih bisa dihayati dan diamalkan. Tulisan-tulisan beliau juga sangat banyak bertebaran di mana-mana. Meskipun Gus Sholah telah tiada, tulisan-tulisan dan ruh semangatnya masih hidup sampai kapanpun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H