Mohon tunggu...
Musa Hasyim
Musa Hasyim Mohon Tunggu... Penulis - M Musa Hasyim

Dosen Hubungan Internasional Universitas Jenderal Soedirman

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Rahasia Marni

18 Januari 2018   20:16 Diperbarui: 18 Januari 2018   20:22 1268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: www.doctoroz.com

Pagi harinya Sutijah ditemukan tewas secara misterius di kamar kecilnya. Ia tewas bersama Pak RT, suaminya. Kata dokter, Sutijah  tewas bersama suaminya karena memaksakan diri melakukan apa yang Marni dan suaminya kerjakan di malam hari. Belum diketahui maksud dan tujuan Sutijah dan suaminya melakukan hal tersebut, namun beberapa warga yakin kalau Sutijah meninggal karena memaksakan diri melihat rahasia Marni.

Hal tersebut menambahkan rasa penasaran tetangga. Terutama Pujianto. Pujianto merasa bahwa selama ini rahasia Marnilah yang membawa Marni seberuntung sekarang. Namun apa daya setelah dilakukannya interogasi tadi malam membuktikan bahwa rahasia Marni sulit untuk diketahui.

"Untung tadi malam aku lansgung keluar dari rumah Marni ketika kakiku tiba-tiba keram. Ini salah Sutijah sendiri, dia memaksakan diri ingin melihat rahasia Marni," kata salah satu warga Ciliwung yang tadi malam mengikuti apa yang diperintahkan oleh Pujianto.

"Iya benar. Aku saja tadi malam sempat pingsang namun begitu seseorang membawaku keluar dari rumah Marni aku langsung sadar dari pingsannya," ujar tetangga Marni.

Di samping rumah megah Marni itu terdapat warung kopi yang dijadikan tempat berkumpulnya ibu-ibu penggosip yang merasa sakit hati terhadap Marni.

Tiba-tiba saja Marni melewati warung kopi tersebut bersama suami tercintanya. Mereka membawa mobil terbarunya. Mobil sport dari Italia.

"Lihat Marni dan suaminya mau kemana yah?"

"Bagaimana kalau kita ikuti saja kemana Marni Pergi," usul Pujianto yang selama ini mempunyai usulan dan mata-mata khusus meskipun ia juga seorang tunanetra  namun ia memiliki anak buah yang sangat banyak.

"Tapi sudahlah ngapain kita ngurusin urusan pribadi orang jadinya kita kena batunya aku tidak ingin kejadian seperti semalam terjadi lagi apalagi kejadian meninggalnya Sutijah dan suaminya," kata salah satu tetangga dianggukkan oleh tetangga lainnya.

Mereka pergi ke rumah masing-masing kecuali Pujianto. Dia masih penasaran dengan rahasia Marni. Ia juga berniat akan datang lagi nanti malam ke rumah Marni meskipun ia seorang tunanetra.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun