Mohon tunggu...
Penaku
Penaku Mohon Tunggu... Mahasiswa - Anak-anak Pelosok Negeri

Menulis adalah Bekerja untuk keabadian. Awas namamu akan abadi dalam tulisannya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Terima Kasih untuk Rumah Nyaman- Mu (4)

20 Agustus 2022   22:13 Diperbarui: 20 Agustus 2022   22:23 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Debu di perjalanan ehh, pokonya jangan tatap mata". Kataku. Entah percaya atau tidak, elis hanya senyum-senyum kikuk tapi nggak berani natapin. Tetap ada interaksi, tapi sakit mata ini betul-betul mengganggu. Satu pertanyaan besar kami, betulkah sakit mata merah ini menular lewat tatapan? 

Fikar dan Rizki tiba. Perjalanan mereka tidak mudah. Udah tiba, eh putar balik lagi, untung nda pulang lagi setelah saya susul ke bawah. Deru motor Fikar masih sangat saya hafal bunyinya. Makanya ketika sayup-sayup motor itu terdengar berhenti, saya tandai kamu kawan. 

Tiga jam habis untuk bercerita perihal perjalanan. Curahan hati menjadi unek-unek lepas. Dari Elis, Jimin, Fikar, Rizki, makan malam pun tersaji. Perihal kedekatan emosional itu urusan hati kita masing-masing,,..

Terimakasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun