"Debu di perjalanan ehh, pokonya jangan tatap mata". Kataku. Entah percaya atau tidak, elis hanya senyum-senyum kikuk tapi nggak berani natapin. Tetap ada interaksi, tapi sakit mata ini betul-betul mengganggu. Satu pertanyaan besar kami, betulkah sakit mata merah ini menular lewat tatapan?Â
Fikar dan Rizki tiba. Perjalanan mereka tidak mudah. Udah tiba, eh putar balik lagi, untung nda pulang lagi setelah saya susul ke bawah. Deru motor Fikar masih sangat saya hafal bunyinya. Makanya ketika sayup-sayup motor itu terdengar berhenti, saya tandai kamu kawan.Â
Tiga jam habis untuk bercerita perihal perjalanan. Curahan hati menjadi unek-unek lepas. Dari Elis, Jimin, Fikar, Rizki, makan malam pun tersaji. Perihal kedekatan emosional itu urusan hati kita masing-masing,,..
Terimakasih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H