"Itu bang.. itu"
"Iya Shol.."
Mereka menyaksikan dengan seksama putaran film dari cctv kedua. Terlihat seseorang bersetelan hitam dengan kupluknya menutupi seluruh kepala hingga wajah. Ia terlihat amat serius memegang benda dengan puluhan kabel di sekelilingnya.
"Itu kan..." Sholah memicingkan matanya
"Boom..." Teriak keduanya panik.
"Oh my God...". "Oh tidak...". "Siapa dia?". "Tunjukkan wajahmu beib..." Ocehan mereka seakan mereka sedang menjadi agen yang mengintai umpannya.
"Huft... akhgrr..." Dengus Sholeh seraya meninjukan kepalannya disebabkan cctv mati secara mendadak.
"Ah... mati lagi..." Sholah pun ikutan merutuk kesal dibuatnya.
"Tenang masih ada satu lagi" Sholeh menjentikkan alis kanannya kepada Sholah
Sholeh segera menemukan chipnya dan berusaha memunculkannya ke layar komputer.
"Binggo" Teriaknya senang karena kemunculan gambar yang terang pada layar. Namun, sejenak mereka terdiam. Air mukanya menjadi serius. Pupil mata mereka seakan tak mau beranjak dari depan layar. Kelopaknya pun terpaksa menahan kedipan yang berat. Entah mulut yang tadinya penuh ocehan kini terbungkam dengan kenyataan yang ada di depan mereka. Sesaat setelah kejadian ledakan tersebut, asap hitam masih berkepulan dari puing reruntuhan bangunan yang berserakan. Terlihat warga pun akhinya meninggalkan TKP yang tak terlihat karena pekatnya asap menyelimu. Pemandangan yang begitu mengejutkan sekaligus membungkam seribu tanda tanya yang terus berputar di otak mereka. Orang bersetelan hitam itu muncul lagi pada chip cctv yang pertama. Namun, ia memberikan suprise kepada keduanya. Ia membongkar sendiri kedoknya. Â Menunjukkan sesuatu yang tak terlihat menjadi terlihat. Dengan menanggalkan kupluknya dan.... suprise.....