Mohon tunggu...
Alaik Murtadlo
Alaik Murtadlo Mohon Tunggu... Administrasi - Bankir

Percaya Bahwa Semua Manusia Terlahir Sempurna

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dari Semarang Menuju Jepara, Demi Lebih Dekat dengan Kafilah MQK dari Semua Penjuru Nusantara

9 Desember 2017   08:32 Diperbarui: 9 Desember 2017   09:46 1564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hadir dalam pagelaran MQK 2017 di Jepara bersama Kompasiana

 Disana ada yang lagi tiduran melepas penat, posting instagram dan twitter, dan saya memilih untuk mengambil air wudlu lalu menunaikan shalat ashar. Seteleh selesai shala terlihat rombongan sudah mulai berkumpul. Hadir pula ditengah kami, salah satu dewan hakim Marhalah Ulya bidang Fiqih Dr. Abdul Moqsit Ghazali.

salah satu dewan hakim Marhalah Ulya bidang Fiqih Dr. Abdul Moqsit Ghazali.(berbaju Batik) dok. Pri
salah satu dewan hakim Marhalah Ulya bidang Fiqih Dr. Abdul Moqsit Ghazali.(berbaju Batik) dok. Pri
Beliau menjelaskan, pemilihan dewan hakim dalam perhelatan MQK 2017 ini dibuat berjenjang menurut tingkat kepakaran dan kemampuan pada bidangnya. Misalnya, untuk juri di bidang fiqih diambil dari ustadz atau kyai yang ahli Fiqih, untuk juri di bidang Nahwu diambil dari ustadz atau Kyai yang ahli Ilmu Nahwu, dan begitu juga bidang lainnya. 

Karena penyelenggara yakin, bahwa tidak ada manusia yang sempurna pengetahuannya di semua bidang. Dengan dewan juri yang ahli dalam bidangnya diharapkan pada saat melakukan penilaian bisa didapatkan sesuatu yang objektif dan bagus. Sebelum menjadi Dewan Juri meraka juga di sumpah supaya berlaku adil dan tidak berat sebelah..

Beliau juga menjelaskan dalam perhelatan MQK 2017 kali ini tidak hanya diikuti oleh laki-laki saja, melainkan juga perempuan. Dari peserta perempuan inilah nantinya diharapkan kader-kader ulama perempuan yang kemampuan dan ilmunya melebihi ustadzah nasional saat ini. 

Dengan begitu kelak ketika mereka telah lulus dari Pondok Pesantren, mereka mampu mengajarkan agama Islam yang Rahmatan Lil ‘Alamiin kepada masyarakat sekitarnya, serta menjadi teladan.

 Setelah mendengarkan beberapa pemaparan dai pak Abdul Moqsit Ghazali, saatnya penutupan. Dan penutupan dilakukan secara simbolis dengan menyerahkan cidera mata dari Kompasiana ke Kementerian Agama. 

Mbak Dewi (Kompasiana) menyerahkan Cidera Mata ke Kementerian Agama
Mbak Dewi (Kompasiana) menyerahkan Cidera Mata ke Kementerian Agama
Saatnya Kembali Ke Semarang

Langit Jepara perlahan mulai menguning dan menuju gelap, para kompasianer pun segera bergegas menuju bus yang telah siap sedia memacu gasnya untuk kembali ke kota semarang. Akan tetapi sebelum naik bus alangkah baiknya mengabadikan momen kebersamaan bersama Kompasianer ini dalam sebuah jepretan foto berlatarkan langit Jepara. 

Dan inilah bukti kebersamaan para Kompasianer Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jakarta dalam bidikan Kamera. Sebuah kebersamaan yang singkat namun syarat akan makna. Semoga bisa dipertemukan di lain kesempatan.  

Foto bersama sebelum kembali ke Semarang
Foto bersama sebelum kembali ke Semarang

Tuan Rumah Menjadi Juara Umum

 Tapi sebagai penutup tulisan saya kali ini ijinkan saya menyampaikan kabar gembira bagi masyarakat Jawa Tengah. Dirilis dari akun instagram Pendidikan Islam Kementerian Agama bahwa Jawa Tengah berhasil menjadi Juara Umum dalam Pagelaran MQK 2017 ini. Selamat saya ucapkan kepada Kafilah MQK 2017 Provinsi Jawa Tengah, semoga ilmu yang di dapatkan barokah dan manfaat. Aamiin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun