Kedua, lomba debat konstitusi berbasis kitab kuning. Lomba ini akan menggunakan Bahasa Arab dan Inggris.
Ketiga, Eksibisi, yaitu pertunjukkan atraktif tentang nazham kitab populer di pondok pesantren yang diisi oleh Tim (maksimal 5 orang) dari setiap kafilah. Nazham yang akan ditampilkan antara lain dari kitab  Alfiyah Ibn Malik (kitab berisi 1000 bait syair tentang ilmu gramatika Bahasa Arab).
Lanjut Perjalanan ...
Sebelum sampai di lokasi bus berhenti sejenak untuk menjemput kompasianer yang berkumpul di Pasar Mayong, disana ada sekitar 6 kompasianer yang sudah menunggu. Setelah semuanya masuk ke dalam bus akhirnya bus melanjutkan perjalanan ke Pondok Roudlotul Mubtadiin.Â
Alhamdullillah kami sampai disana sekitar pukul 12.10 WIB. Setelah sampai kami dipersilakan masuk istirahat sejanak serta melakukan Shalat di Media Center. Setelah selesai shalat kami dipertemukan dengan Bapak Muhtadin selaku Humas Direktorat Jendral Pendidikan Islam, Kementerian Agama.
Sepatah, Dua patah Kata dari Pak Muhtadin
Pak Muhtadin membuka perkatannya dengan ucapan ‘Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh’, setelah itu juga mengucapkan selamat datan kepada para kompasianer serta ucapan terimakasih sudah berkenan datang ke Acara MQK 2017 di Jepara ini.Â
Lalu beliau mengatakan, MQK Nasional kali ini merupakan suatu momentum mengenalkan kepada seluruh kalangan bahwa, belajar tentang agama Islam itu idealnya harus melalui pesantren atau majelis Ilmu yang istiqomah.Â
Karena di pesantren diajarkan mengkaji terutama melalui  kitab kuning oleh seorang ustadz bahkan Kyai pemilik pondok pesantren itu sendiri, bukan asal belajar dari internet yang tidak jelas guru dan sanadnya.
Melalui proses pembelajaran kitab kuning di Pesantren, karena ada orang yang ahli di bidangnya akan memudahkan untuk senantiasa bertanya apabila ada masalah yang belum difahami. Dengan begitu, kita akan memahami Islam secara mendalam dan tidak mudah terjerumus ke dalam Islam konservatif, radikal dan gampang menyalahkan atau mengkafirkan orang lain.Â