Berdiskusi dalam sebuah forum, memang asyik sekali. Apalagi diskusinya bertemakan hal yang sedang hits saat ini, yakni UMKM serta pola konsumsi masyarakat. Sehingga dari dua hal tersebut dijadikan sebuah tema menjadi 'Kiat UMKM dan Perbankan Hadapi Perubahan Pola Konsumsi Masyarakat'. Narasumber yang dihadirkan tidak kalah menarik juga yakni dari pihak pemerintah dalam hal ini @ojkindonesia dan Dinas Koperasi dan UMKM Prov. Jawa Timur. Perwakilan perbankan yang diwakili oleh @bankmandiri selaku pengurus Rumah Kreatif BUMN di Surabaya. Serta perwakilan dari pebisnis UMKM.
Ada empat narasumber yang mewakili dari masing-masing latar belakang. Sehingga nantinya hasil pemaparan dan diskusi dapat dijadikan pebisnis dan perbankan dalam menghadapi pola konsumsi masyarakat. Dalam diskusi tersebut ada beberapa poin penting yang saya catat, dan poin penting dari masing-masing narasumber adalah sebagai berikut.
Dani Surya Sinaga (Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan OJK Regional 4 Jatim)
Dalam pembukaannya beliau mengemukakan tentang kondisi makro ekonomi global pada 2017. Di tahun 2017 ini, Â makro ekonomi masih mengalami perlambatan pertumbuhan yang berkelanjutan. Dengan kondisi seperti itu pemerintah melihat ada potensi besar untuk berkembang dan itu mampu menggerakkan perekonomian. Salah satunya dengan berusaha menggenjot UMKM agar mampu bersaing di perekonomian global.Cara menggenjot UMKM tesebut dapat dimulai dengan 4 titik nol, yakni:
- Produktif
- Kreatif
- Punya jiwa entrepreneur
- Go digital.
Khusus menghadapi pola digital dalam proses transaksi sebenarnya pelaku UMKM sudah mulai terbiasa. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin bertambahnya pelaku usaha yang suidah memasarkan produknya via online. Dan yang paling banyak pemasaran produk via online dilakukan melalui media sosail dan marketplace yang ada. Dan kebanyakan pemasaran produknya melalui beberapa tahapan, yakni product (memproduksi), price(menentukan harga), place(sasaran pembeli), dan promotion (promosi).
Product merupakan produk yang dihasilkan oleh sendiri oleh UMKM. Price, artinya harga mampu bersaing, karena dengan digitalisasi atau pemasaran via online mampu memotong mata rantai, terutama dalam distribusi. Place, artinya mampu berjualan dimana saja tempatnya serta mempunya target pemasaran yang jelas. Jika penjualan secara manual hanya mampu mencover di wilayahnya saja, maka di era digital ini barang bisa dijual dimanapun, tak hanya di wilayah Indonesia tapi juga belahan dunia lainnya. Promotion di era digital ini semua produk mampu dijual dan dipromosikan secara mudah via online. Tidak membutuhkan sales dan juga iklan di media cetak maupun elektronik.
Berbicara tentang pemasaran via online, dari data yang ada di Provinsi Jawa Timur. Baru Kabupaten Banyuwangi lewat bayuwangimall.com, yang memilik pemasaran terpusat secara online tingkat kabupaten. Di situs www.bayuwangimall.com banyak produk dari masyarakat banyuwangi yang ditampikan, ada barang dan jasa. Bayuwangi merupakan kabupaten yang maju dengan pesat. Di sana ada program karnaval, dan tiap minggu ada even. Bayangkan setahun saja ada 77 kegiatan yang dipublis dan dipromosikan oleh bupati, yang semuanya melibatkan UMKM.