Ini semacam teka teki ilahi
Kita mengulangi ibadah, entah berapa jumlah pahala atau dosa yang kita bawa. Relakah kita bila menuju tua selalu tunduk dan patuh? Tapi ketika kita mati, kita diantar ke neraka pasti tak mahu
Siapa mahu siapa tahu
Tuhan memang maha kuasa, melawan tak bisa Dan kita mulai berfikir paksa. Keluar dari definisi defenisi lebih seriusi maknai. Apapun itu, sekalipun kita membaca kisah-kisah iblis
Kita kadang liar dalam sendiri tapi sopan kala sesama. Telanjang bersama Tuhan tapi berpakaian untuk manusia. Lalu penghargaan apa yang membuat kita bangga? Bahwa kita adalah manusia yang paling rapih isi dadanya
Berhenti lah kita menganggap pantas mewakili Tuhan, untuk menjadikan sesuatu itu layak atau tidak. Bahkan seorang Mubaligh sekalipun hanya sebatas menyampaikan, bukan mengislamkan, apalagi menjanjikan kenikmatan surgawi.
Selamat menjalani ibadah puasa saudara ku dibumi
Semoga semesta meridhoi tiap tulus yang berangkat dari hati
Semoga ibadah kita tak sekedar gerakan pemujaan yang meminta surga dan kenikmatan
Semoga segala bentuk ibadah dapat membawa kita pada yang sejati, yang hakiki
Agar kita dapati hidup, temui mati, jumpai kekasih, kenali Ilahi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H