Mohon tunggu...
Murdiyanti
Murdiyanti Mohon Tunggu... Administrasi - Perempuan

NIM: 55521120028 - Dosen Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak - Universitas Mercu Buana

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kuis 11_Aplikasi Pemikiran Kantian Memahami Klien pada Proses Audit

1 Juni 2023   18:40 Diperbarui: 1 Juni 2023   18:44 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Kant's 4 Categories of Pure Understanding/Dokpri

Nama: Murdiyanti

NIM: 55521120028

Nama Dosen: Prof. Apollo

Nama Kampus: Universitas Mercu Buana

Mata Kuliah: Pemeriksaan Pajak

Immanuel Kant merupakan seorang filsuf dari Jerman yang memiliki intelektual pada beberapa bidang seperti etika, estetika, episemologi, dan metafisika. Kant menjadi tokoh yang berpengaruh dalam ilmu filsafat barat modern. Salah satu pandangan Kant dikenal sebagai Kant's 4 Categories of Pure Understanding yang sudah banyak dikenal dikalangan filsafat.  Berikut ini 4 kategori dimaksud, yaitu:

1. QUANTITY --> Kuantitas

2. QUALITY --> Kualitas

3. RELATION --> Hubungan

4. MODALITY --> Pengandaian

Dalam 4 kategori tersebut dapat di kelompokkan menjadi 3 dimensi, yaitu:

1. Conceptual Dimension: Arketipe pengetahuan filosofis

2. Observable Dimension: Prisip hipotesis, ilmu empiris

3. Intuitive Dimension: Dinamika kompleksitas dunia nyata

 Menurut 4 kategori dan 3 dimensi tersebut, beberapa hal yang dapat dikaitkan dan diaplikasikan dengan proses audit dapat diuraikan menjadi 12 cara sebagai berikut:

1. UNITY

Bagi auditor perlu mengerti terkait kesatuan bagian yang akan diperiksa dan berkaitan, sehingga auditor memiliki tugas untuk memastikan laporan keuangan klien adalah bagian kesatuan proses keuangan di sebuah organisasi atau perusahaan.

2. REALITY

Realitas dalam audit memiliki makna bahwa auditor telah memahami komponen dalam setiap elemen yang terdapat pada laporan keuangan perusahaan, sehingga auditor dalam hal ini memiliki tugas untuk memastikan setiap elemen tersebut disajikan dengan benar sesuai dengan kondisi yang ada di dalam organisasi.

3. INHERENCE

Auditor berkewajiban untuk memastikan beberapa hal menjadi bagian tetap dalam perusahaan saling berkaitan dengan proses bisnis yang dijalankan oleh perusahaan.

4. POSSIBILITY

Auditor memiliki kemampuan untuk menilai beberapa kemungkinan salah saji yang timbul pada penyajian laporan keuangan perusahaan klien, sehingga auditor dapat menerapkan sikap skeptisism dalam memeriksa data yang tersaji pada laporan keuangan.

5. PLURALITY

Perlunya pengetahuan auditor tentang kemajemukan unsur-unsur elemen laporan keuangan yang tersaji dengan telah memahami sebelumnya proses bisnis perusahaan klien apakah perusahaan tersebut bergerak dibidang jasa, manufaktur dsb.

6. NEGATION

Penyangkalan mungkin saja terjadi pada saat proses audit, oleh sebab itu auditor harus memastikan kebenaran dari data dan informasi yang disajikan oleh manajemen telah sesuai serta manajemen tidak menyembunyikan sesuatu dari auditor.

7. CAUSALITY

Hubungan sebab dan akibat dapat terjadi, maka seorang auditor diharapkan memiliki kemampuan pemahaman antara data yang tersaji pada laporan keuangan dengan penyebab data tersebut disajikan sedemikian rupa, sehingga dapat menghasilkan opini auditor yang dapat dipertanggungjawabkan.

8. NECESSITY

Kebutuhan data dan informasi yang harus diperoleh auditor harus didukung oleh pihak manajemen supaya dapat mendukung kualitas hasil audit yang diharapkan secara efektif dan efisien.

9. TOTALITY

Auditor harus memiliki kemampuan untuk memahami proses bisnis perusahaan klien secara keseluruhan, sehingga mampu menelaah dan menganalisa penyajian informasi keuangan yang diberikan manajemen secara utuh dan komprehensif.

10. LIMITATION

Keterbatasan yang dimiliki auditor dalam pemeriksaan misalnya dalam hal waktu dan wewenang yang diberikan selama pemeriksaan, maka perlu didukung dengan dokumen lain supaya dapat menghasilkan kualitas audit yang bagus.

11. CORRELATION

Auditor memiliki tugas untuk melakukan pemeriksaan apabila terdapat korelasi atau hubungan antara kondisi dilapangan dengan data yang tersaji di laporan keuangan, misalnya pada saat memeriksa aset apabila diperlukan melakukan kunjungan ke proses produksi/melakukan pengamatan langsung ke lapangan kondisi aset dan lokasi aset.

12. CONTIGENCY

Kebutuhan kontijensi juga harus dipahami auditor terhadap adanya kemungkinan perubahan pada manajemen sehingga dapat mempengaruhi data laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun