Mohon tunggu...
Rilin M
Rilin M Mohon Tunggu... Freelancer -

Hanya seorang gadis yang menyukai seni dalam bentuk apapun

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Sarjana Bungkus Indomie (Part 1)

28 April 2019   09:50 Diperbarui: 28 April 2019   09:59 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siswa di sekolah hanya disibukkan belajar dengan materi-materi sekolah yang memberatkan yang pada akhirnya semua materi di sekolah tidak ada yang terpakai hingga kuliah, kerja, dan sampai tua. Pada masa-masa remaja, sebenarnya kita seharusnya sudah bisa menemukan jati diri kita. 

Kita sukanya apa, potensinya kemana, kemampuan kita apa, minat kita apa. Apa yang harus diasah dari diri kita. Sebenernya ketika di sekolah, kita pasti pernah mengikuti ekskul-ekskul yang sesuai dengan minat dan kesukaan kita. 

Program extrakurikuler di sekolah tak hanya sebagai tambahan pelajaran, namun juga sebagai sarana membantu siswa menemukan bakat dan potensinya serta ketertarikannya. Ekskul juga bisa menjadi pelepas penat saat kita dipusingkan dengan materi-materi sekolah. 

Namun pada kenyataannya juga, tak semua ekskul di sekolah berjalan dengan baik. Ada yang gara-gara kurang peminat, ekskul ditutup, ada yang kurang konsisten, dan karena sudah disibukkan dengan tugas sekolah yang sudah menumpuk, jadi gak tau mau fokus kemana. 

Hanya yang penting bisa lulus sekolah aja. Saya pernah memiliki teman yang ketika sekolah dulu ikut ekskul tata boga dan sekarang sudah berbisnis kuliner dengan baik. Dan saya senang melihatnya karena ada gunanya dulu mereka ikut ekskul tata boga.

 Lulus sekolah, banyak siswa yang sudah menentukan pilihan mau lanjut kuliah apa, karena mereka sudah menemukan ketertarikan, minat, dan juga potensi. Namun tak jarang juga banyak sekali yang belum tahu atau bahkan tidak tahu mau kuliah dimana dan jurusan apa. Sehingga ketika masuk kuliah, kita akan menemukan banyak sekali teman-teman yang merasa salah jurusan. 

Ada yang memilih berhenti kuliah, kerja, lalu mengembangkan bakat lainnya hingga sukses, ada juga yang tetap lanjut sampai lulus, namun setelah lulus masih belum jelas juga tujuan hidupnya. Banyak sekali yang begitu. Saya juga banyak menemukan cerita-cerita dari teman-teman yang saya kenal, ketika mereka lulus sekolah, mereka memilih untuk tidak langsung kuliah, mereka gali dulu minat dan bakat mereka. 

Bekerja sambil mencari jati diri. Nganggur dulu setahun baru kuliah. Ada yang karena tidak lulus tes masuk PTN lalu tidak bisa kuliah dulu. Ada yang tetap memilih kuliah meski salah jurusan, dan lain-lain.

Saat masih sekolah dulu, saya juga sebenarnya bingung sama diri sendiri. Saya punya banyak ketertarikan, namun semuanya berhubungan dengan seni dan juga teknologi. Saat itu, saya memutuskan ingin kuliah di jurusan IT. Karena pada waktu di mata saya, kalau saya jadi anak IT, masa depan saya pasti cerah (sebelum saya tahu betapa luasnya dunia IT). Saya sendiri sebenarnya juga tertarik ingin masuk jurusan DKV, multimedia. 

Namun saya belum tahu bedanya. Saya ingin masuk dua-duanya tapi ternyata tidak bisa. Saya juga dulu punya ketertarikan ingin masuk sastra karena dulu saya suka menulis, walaupun gak jago. Saya pun memantapkan pilihan saya untuk mau masuk jurusan IT karena pada saat itu saya berpikir itu yang terbaik buat saya. 

Tanpa saya pernah belajar IT sebelumnya atau ngerti apapun tentang komputer. Saya berpikir bahwa semua itu pasti akan diajarkan saat kuliah nanti. Sebenarnya saat SMA saya punya beberapa teman yang sudah mengerti IT duluan dibanding saya. Di bidang yang mereka suka. Mereka mengerti caranya betulin komputer, gadget, setting OS, bikin website, dll. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun