Mohon tunggu...
MUNAWAR FUAD NOEH
MUNAWAR FUAD NOEH Mohon Tunggu... Dosen - Profesional, Social Entreprenuer

Bocah asli Putera daerah Pasundan Jawa Barat, terlahir asal Cibarusah Bekasi, pegiat perubahan, seorang social entrepreneur leader dengan visi besar, misi mulia dan cita luhur utk pemuliaan antar sesama, Pendiri/Pembina GSA Foundation, Pimpinan Yayasan Pesantren Ashshulaha Cibarusah, penulis buku "Indonesia: Awakening The Giant", "Kyai di Republik Maling", serta 27 buku terpublikasi lainnya, DOSEN di President University, Konsultan Corporate Social Responsibility & Good Corporate Governance, Direktur Program Dewan Masjid Indonesia Pusat, pernah bertugas diplomasi publik di mancanegara, pernah menjadi Tim Ahli Menteri Pertambangan dan Energi, Staf Khusus Menteri Kominfo RI, Asisten Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, dan Sekretaris PP DMI Pusat, Pengurus PB Nahdlatul Ulama, MUI Pusat, ICMI Pusat, terpilih sebagai Sekretaris Jenderal DPP KNPI, Sekretaris Jenderal PP GP Ansor, Vice President Pemuda se Asia, Koord. Persaudaraan Anak Bangsa (Pimpinan Pemuda Lintas Agama0, Ketua Umum Senat Mahasiswa FS IAIN Jakarta, Ketua Presidium Mahasiswa Pascasarjana IAIN Jkt, buku terbarunya "Kyai di Panggung Pemilu : Dari Kyai Khos sampai Kyai High Cost", DR. Munawar Fuad Noeh, MA, lengkapnya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

TNI, Modernisasi dan Transformasi Bangsa

1 Oktober 2024   11:53 Diperbarui: 1 Oktober 2024   11:58 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster HUT TNI, Momen Bersama Presiden Terpilih Jenderal TNI Purn Prabowo Subianto,Pangdam Jaya Mayjend  M.Hasan dan Giat Latihan Menembak /dok. pri

Catatan Kang Fuad :

 TNI, Modernisasi dan Transformasi Bangsa

 

Munawar Fuad Noeh *)

Peringatan HUT ke-79 TNI tahun 2024 pada 5 Oktober 2024 sudah terasa getaran dan meriah,  punya momentum penting, penuh suasana kebatinan dan berhikmah. Lima Belas hari lagi, Indonesia akan dipimpin representasi perwira tinggi TNI dilantik menjadi Presiden RI ke 8 menggantikan Presiden Joko Widodo.   Dengan tema "TNI Modern Bersama Rakyat Siap Mengawal Suksesi Kepemimpinan Untuk Indonesia Maju", mengandung  pesan kuat tentang tekad, komitmen dan arah TNI kini dan ke depan. Rangkaian HUT TNI tersebut menyatukan agenda kebangsaan, penuh suka cita, optimisme dan terasa getaran marwahnya, terbuka bersama lapisan rakyat.  Bagaimana TNI sebagai institusi penting, strategis dan menentukan mampu memposisikan diri dan perannya, menjadi bagian utama dalam transformasi Bangsa yang secara utuh menjadi "greatest spirit" Presiden Terpilih, Jenderal Purn (Hor) Prabowo Subianto sekaligus berperan penting menyukseskan visi, misi, dan agenda aksi program pembangunan.

Perjalanan usia 79 tahun bagi TNI, patut disyukuri sekaligu jadi kontemplasi, dalam perjalanan  penuh dengan lika liku dinamika dan peran kesejarahannya sendiri. TNI yang dulu ABRI di zaman Orde Baru, menjadi "games changers. Spirit terpenting menapaki HUT TNI adalah bagaimana Indonesia Raya tetap tegak dan kokoh sebagai  Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tetap utuh dan bersama menjaga persatuan di tengah multiragam dan perbedaan dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika, yang jauh berbeda dimana pada belahan dunia lain terdapat banyak negara dan bangsa lain terpecah dan terbelah, porak poranda, bahkan hilang lenyap dari peta dunia. Pada bagian lainnya, eksistensi dan peran TNI turut menjaga ideologi Pancasila bersama Konstitusi Undang-Undang Dasar 1945, yang tetap utuh dan hidup memandu dasar dan pandangan hidup berbangsa dan bernegara. Peran TNI yang teruji di tengah gelombang pasang surut dan badai perjalanan bangsa, menjadikan Indonesia terus bertransformasi dan   beradaptasi dengan perubahan dan tantangannya.

Bagaimana TNI Modern di tengah era disrupsi dan konstelasi global, mampu lebih berperan dalam mengiringi transformasi bangsa untuk Indonesia maju sesuai dengan cita kemerdekaan, mewujudkan cita-cita luhur yang benar-benar merdeka, Bersatu, berdaulat, adil dan Makmur ? Modernisasi seperti apa yang diperlukan dan bagaimana implementasinya dalam kepemimpinan Transformasi Bangsa di era Presiden terpilih Prabowo Subianto, menjadi perhatian utama penulis.

 

TNI di Pusaran Global

Keamanan dan pertahanan global saat ini menghadapi sejumlah isu dan tantangan yang semakin kompleks dan beragam. Beberapa isu dan tantangan utama yang sedang dihadapi seluruh masyarakat global. TNI pun  dalam menjalankan peran dan fungsi di bidang pertahanan nasional berada di pusaran disrupsi dan tantangan global.

Pertama, kompetisi geopolitik, terjadi rivalitas antara AS dan China yang dapat memengaruhi stabilitas global, terutama di kawasan Asia-Pasifik mencakup berbagai aspek mulai dari ekonomi, teknologi, hingga pengaruh politik global. Dengan perkembangan saat ini, dunia sedang memasuki fase baru "Perang Dingin" dengan ketegangan yang meningkat antara kekuatan besar seperti AS, Rusia, dan China. Bahkan, bisa potensial memicu perang dunia ketiga.

Kedua, perang dan konflik global, seperti invasi Rusia ke Ukraina turut menciptakan ketegangan global yang juga berdampak pada ekonomi global, energi, dan pasokan pangan. Sengketa teritorial antara Tiongkok dan beberapa negara Asia Tenggara, termasuk Filipina dan Vietnam, terus meningkatkan ketegangan militer di Kawasan tersebut. Termasuk, konflik di Timur Tengah seperti Suriah, Yaman, dan Palestina-Israel tetap menjadi sumber ketidakstabilan yang melibatkan banyak kekuatan global dan regional.

Ketiga, kejahatan transnasional, ekstremisme, radikalisme dan terorisme, berkembang luasnya kasus peretasan dan serangan terhadap infrastruktur penting seperti sistem keuangan, jaringan listrik, dan data pemerintah menjadi semakin canggih. Aktor negara dan non-negara, termasuk hacker kerap melakukan serangan ini untuk tujuan spionase, sabotase, atau pencurian data. Di sisi lain, membanjirnya penggunaan teknologi siber untuk menyebarkan disinformasi, memanipulasi opini public, fitnah, berita palsu yang  juga menjadi tantangan, terutama di musim proses politik, pemilu, dan stabilitas sosial. Keempat, isu senjata nuklir, dimana terjadi proliferasi. Program senjata nuklir dan rudal balistik Korea Utara masih dianggap sebagai ancaman global seiring upaya diplomatik untuk denuklirisasi, belum menunjukkan hasilnya. Sementara, program nuklir Iran juga terus menimbulkan ketegangan di kawasan Timur Tengah, terutama dengan negara-negara seperti Israel dan Amerika Serikat.

Kelima, bencana iklim, dimana perubahan iklim meningkatkan frekuensi bencana alam seperti badai, banjir, dan kebakaran hutan yang tentu saja memengaruhi stabilitas ekonomi dan sosial di berbagai negara, yang pada gilirannya bisa memicu konflik, membanjirnya pengungsi dan migrasi besar-besaran. Juga, menyebabkan perebutan sumber daya seperti air dan lahan subur, yang dapat memicu konflik antar-negara atau antar-komunitas, terutama di kawasan yang rentan seperti Afrika dan Asia Selatan. Keenam, instabilitas sosial dan ekonomi, saat terjadi Pandemi COVID-19 telah memicu resesi di banyak negara, dan ditambah dengan ketegangan geopolitik, inflasi, serta ketidakpastian ekonomi yang terus meningkat. Ini memperburuk ketidakstabilan sosial dan politik di banyak negara. Dampaknya, ketimpangan ekonomi semakin lebar, terutama antara negara-negara kaya dan miskin, serta di dalam negara itu sendiri, menjadi sumber potensi kerusuhan sosial dan konflik.

Ketujuh, diplomasi global dan disfungsi lembaga internasional, terkhusus Perserikatan Bangsa-Bangsa, NATO dan lembaga multilateral lainnya dalam menjaga perdamaian dan keamanan global kerap dipertanyakan peran dan efektivitasnya. Diperlukan Reformasi tata Kelola system global untuk lebih mampu menangani tantangan modern seperti perubahan iklim, keamanan siber, dan krisis kesehatan. Dari berbagai isu dan masalah tersebut secara keseluruhan menunjukkan bahwa keamanan global saat  bersifat multidimensional, melibatkan berbagai faktor seperti geopolitik, teknologi, perubahan iklim, dan sosial ekonomi, yang memerlukan kerjasama lintas negara serta pendekatan yang terkoordinasi untuk menciptakan stabilitas global yang tuntas dan berkelanjutan.


Hujan Kritik dan Tumpuan Harapan

Indonesia sebagai kekuatan regional teramat penting, sekaligus menjadi tantangan yang dihadapi oleh TNI. Peran TNI dalam pertanahan di Indonesia kerap mendapat sorotan dan bahkan kritik sekaligus tumpuan haparan besar akan peran TNI yang lebih optimal dan profesional. Meskipun masih berkembang kritik terkait HAM dan penegakkan hukum yang dialamatkan kepada institusi TNI, dalam perjalanannya TNI telah melakukan reformasi signifikan pasca reformasi 1998, terutama dalam mengurangi peran politik militer dan meningkatkan profesionalisme. Namun, reformasi ini belum sepenuhnya tuntas, terutama terkait dengan isu-isu impunitas dan pengawasan sipil atas militer.

Netralitas peran politik TNI sejak reformasi 1998 sebagai langkah positif menuju demokratisasi yang lebih stabil. Namun, masih ada kekhawatiran terkait potensi keterlibatan individu-individu dari militer dalam politik, terutama pada masa-masa pemilu. Meski secara resmi TNI harus netral, ada pandangan bahwa dinamika politik di Indonesia kadang-kadang menempatkan militer dalam posisi yang sulit untuk benar-benar lepas dari pengaruh politik, terutama dalam kaitannya dengan kepentingan elit politik tertentu.

TNI berperan aktif dalam misi penjaga perdamaian PBB (United Nations Peacekeeping Operations). Indonesia dianggap sebagai salah satu kontributor terbesar pasukan penjaga perdamaian di dunia, yang menunjukkan komitmen TNI terhadap perdamaian global. Partisipasi ini meningkatkan reputasi Indonesia di forum internasional dan memperkuat hubungan dengan negara-negara lain dalam konteks diplomasi pertahanan. Sejumlah kerja sama dalam Latihan yang terus berkembang dengan TNI, terutama dalam latihan militer bersama seperti **Garuda Shield**. Latihan ini tidak hanya meningkatkan kemampuan tempur bersama tetapi juga memperkuat hubungan strategis antara Indonesia dan negara-negara mitra. Namun, Indonesia dianggap lebih berhati-hati dalam membentuk aliansi formal dan lebih memilih pendekatan bebas aktif dalam diplomasi pertahanannya.

Yang sangat mendesak adalah kesiapan TNI dalam menghadapi disrupsi perkembangan teknologi pertahanan. Indonesia sedang berupaya meningkatkan kapabilitas teknologi pertahanannya, termasuk pengembangan industri pertahanan domestik. Namun, Indonesia masih sangat bergantung pada impor peralatan militer dari negara-negara seperti Rusia, Amerika Serikat, dan Korea Selatan. Tantangan utama adalah bagaimana Indonesia bisa memperkuat industri pertahanannya sendiri untuk mengurangi ketergantungan pada impor. Ancaman siber dan perang hibrida menjadi isu yang semakin penting bagi TNI. TNI dan pemerintah Indonesia sedang berupaya membangun kapasitas pertahanan siber, tetapi masih banyak yang harus dilakukan untuk mengimbangi perkembangan teknologi ini di tingkat internasional.

Di tengah hujan kritik sekaligus tumpuan harapan besar, kepada TNI, sebagai aktor kunci dalam menjaga stabilitas regional di Asia Tenggara dan kawasan Indo-Pasifik. Meskipun ada apresiasi terhadap peran TNI dalam menjaga keamanan maritim, berpartisipasi dalam misi perdamaian PBB, dan meningkatkan profesionalisme pasca reformasi, terdapat juga sejumlah kritik terkait modernisasi alutsista, transparansi dalam isu HAM, dan peran TNI dalam sektor sipil. Ke depan, peningkatan kapabilitas teknologi militer, diplomasi pertahanan, dan penguatan profesionalisme militer akan menentukan peran TNI.

Indonesia, dengan lokasinya yang strategis di antara dua samudra (Samudra Hindia dan Samudra Pasifik) serta berada di jalur perdagangan internasional yang vital, memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga stabilitas kawasan Asia Tenggara. TNI dipandang sebagai kekuatan militer yang penting dalam menjaga stabilitas di kawasan ini, terutama mengingat Indonesia adalah negara dengan populasi terbesar dan ekonomi terbesar di ASEAN. Demikian pula, peran Indonesia di ASEAN dan Indo-Pasifik, banyak pihak  mengapresiasi peran TNI dalam menjaga keseimbangan kekuatan di kawasan Indo-Pasifik. TNI dinilai berperan penting dalam kerja sama keamanan kawasan, baik melalui latihan militer bersama, partisipasi dalam misi perdamaian PBB, maupun kontribusi dalam penanganan isu-isu keamanan non-tradisional seperti terorisme dan keamanan maritim.

Meskipun, kerap diangkapkan adanya kekuatan dan keterbatasan kapabilitas militer, terkhusus dalam modernisasi Alutsista. Indonesia memiliki angkatan bersenjata yang besar, modernisasi alutsista TNI masih tertinggal dibandingkan dengan beberapa negara tetangga, seperti Singapura dan Malaysia. TNI masih (sangat) membutuhkan peningkatan dalam hal teknologi militer, termasuk pembaruan armada pesawat tempur, kapal perang, dan peralatan tempur darat. Kendala utama yang dihadapi adalah keterbatasan anggaran pertahanan.

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, TNI perlu diperkuat  dalam pengembangan kapabilitas maritim dan udara TNI dalam menjaga kedaulatan wilayah laut yang luas dan mencegah ancaman eksternal, TNI AL dan TNI AU harus diperkuat. TNI AU juga perlu mengembangkan kemampuan pertahanan udara yang lebih baik untuk menghadapi ancaman modern seperti drone dan serangan siber. Misalnya, bagaimana Indonesia dapat terus  menjaga keamanan di Selat Malaka, salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia. TNI AL dipandang memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan bahwa jalur ini tetap aman dari ancaman perompakan, terorisme, dan gangguan keamanan lainnya.

Yang kerap menghangat adanya ancaman Keamanan Laut China Selatan,  Indonesia memiliki peran penting sebagai negara yang menganut kebijakan luar negeri bebas aktif, tetapi tetap harus menghadapi dinamika antara negara-negara besar seperti China dan Amerika Serikat. TNI AL dipandang sebagai komponen penting dalam menjaga kedaulatan Indonesia di wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), terutama di sekitar perairan Natuna yang berbatasan dengan Laut China Selatan.

Tak ketinggalan, terkait dengan isu Hak Asasi Manusia dan penegakkan hukum. Organisasi HAM internasional, seperti Human Rights Watch dan Amnesty International, sering mengkritik keterlibatan TNI dalam operasi militer di daerah-daerah konflik seperti Papua. TNI dianggap masih menghadapi tantangan dalam hal transparansi dan akuntabilitas terkait dugaan pelanggaran HAM, terutama dalam operasi militer yang melibatkan masyarakat sipil. Kritik ini sering menjadi perhatian dalam hubungan Indonesia dengan negara-negara Barat yang menekankan pentingnya perlindungan HAM dalam kerja sama pertahanan.

 

Prabowo Efek

Saya menyebutnya dengan fenomena Prabowo Efek sebagai Menteri Pertahanan yang telah melahirkan sejumlah terobosan dam kemajuan signifikan di bidang pertahanan telah dilakukan.

Pertama, upaya nyata modernisasi Alutsista (Alat Utama Sistem Senjata) dengan memperkuat kekuatan udara dengan rencana pembelian pesawat tempur generasi terbaru, seperti **Dassault Rafale** dari Prancis dan **F-15EX** dari Amerika Serikat; memperkuat angkatan laut dengan rencana menambah kapal selam dan kapal perang. Kapal selam Nagapasa-class, yang merupakan bagian dari program kerjasama dengan Korea Selatan, sudah mulai memperkuat armada laut Indonesia.TNI Angkatan Darat juga mendapatkan peningkatan alutsista dengan pembelian tank Leopard dan kendaraan lapis baja lainnya dari Jerman serta pengembangan kendaraan lapis baja lokal, seperti  Pindad Anoa dan Harimau. Tak ketinggalan, fokus pada peningkatan sistem pertahanan udara dengan memperkuat radar dan sistem rudal anti-udara untuk melindungi wilayah udara nasional dari potensi ancaman.

Kedua, kerjasama pertahanan internasional dilakukan berbagai terobasan.Penandatanganan perjanjian pembelian pesawat tempur Rafale merupakan bagian dari kerjasama pertahanan yang lebih luas antara Indonesia dan Prancis, termasuk program transfer teknologi dan dukungan untuk industri pertahanan dalam negeri. Dengan Amerika Serikat, selain pembelian F-15EX, berlangsung dialog bilateral yang menekankan pentingnya stabilitas kawasan Indo-Pasifik. Kerjasama ini juga mencakup pelatihan militer dan pengembangan kemampuan strategis lainnya. Juga Bersama Turki, dalam pengembangan drone tempur dan pengadaan sistem rudal, yaitu drone Anka  dan sistem rudal Roketsan. Demikian pula, dengan Korea Selatan, proyek  Jet Tempur KF-21 Boramae terjalin antara Indonesia dan Korea Selatan. Indonesia berpartisipasi dalam pengembangan pesawat tempur generasi 4.5 ini dengan harapan memperkuat kemampuan tempur udara domestik sekaligus meningkatkan kemampuan industri pertahanan nasional.

Ketiga, penguatan Industri Pertahanan Dalam Negeri, Menhan Prabowo mendorong pengembangan produksi senjata, kendaraan tempur, dan amunisi oleh PT Pindad. Beberapa produk unggulan seperti panser Anoa, tank Harimau, dan senjata SS-2 telah berhasil diproduksi untuk memenuhi kebutuhan domestik dan diekspor ke beberapa negara. PT PAL dan PT Dirgantara Indonesia digenjot dalam industri maritim dan kedirgantaraan untuk membangun kapal perang dan kapal selam secara lokal, sementara PT Dirgantara Indonesia terus mengembangkan pesawat angkut CN-235 dan N-219, serta berkontribusi dalam proyek jet tempur KF-21. Langkah transfer teknologi untuk meningkatkan kemampuan industri pertahanan Indonesia. Ini terlihat dalam kerjasama dengan Prancis, Korea Selatan, dan Turki, di mana Indonesia mendapatkan alih teknologi untuk memperkuat kemampuan lokal.

Keempat, reformasi Sistem Pertahanan, dengan mengembangkan strategi pertahanan berbasis teknologi. Menhan Prabowo memperkenalkan konsep smart defense yang fokus pada penggunaan teknologi canggih, seperti drone, AI (Artificial Intelligence), dan siber dalam operasional pertahanan. Pengembangan teknologi drone, radar canggih, dan sistem pemantauan berbasis satelit merupakan bagian dari upaya modernisasi ini. Tujuannya bagaimana penguatan kesiapan tempur dan latihan Militer dengan  meningkatkan frekuensi dan kualitas latihan militer gabungan baik di dalam negeri maupun dengan negara-negara sekutu. Ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapan tempur TNI dalam menghadapi berbagai ancaman potensial, baik dari dalam maupun luar negeri.

Kelima, pertahanan Maritim, Indonesia sebagai negara maritim, menekankan pentingnya memperkuat angkatan laut untuk menjaga kedaulatan di Laut China Selatan dan kawasan perbatasan lainnya. Ini termasuk peningkatan patroli laut dan pengembangan pangkalan militer di wilayah strategis seperti Natuna. Bagaimana memperkuat penjagaan perbatasan dimana TNI AL dan Bakamla diperkuat untuk menjaga perbatasan laut Indonesia dari ancaman seperti perompakan, penyelundupan, dan aktivitas ilegal lainnya. Keenam, peningkatan kesiapan dan disiplin militer terjadi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di TNI melalui pelatihan, pengembangan karakter, dan disiplin. Program pelatihan komando khusus dan pelatihan dalam situasi tempur diperkuat untuk memastikan kesiapan prajurit dalam menghadapi situasi darurat.

Ketujuh, peran aktif Indonesia di berbagai forum Internasional. Probowo Efek sebagai Menteri Pertahanan menjadikan Indonesia memainkan peran penting dalam forum internasional terkait pertahanan, seperti ASEAN Defense Ministers' Meeting (ADMM) dan ADMM-Plus, serta mempererat hubungan pertahanan dengan berbagai negara di kawasan Indo-Pasifik untuk menjaga stabilitas regional. Indonesia juga menekankan pentingnya diplomasi pertahanan dalam menghadapi tantangan global, seperti ancaman siber, perubahan iklim, dan keamanan maritim. Kedelapan, Prabowo Efek mampu merancang bangun perencanaan Strategis Jangka Panjang di bidang pertahanan dengan  memimpin pengembangan Strategic Defense Review untuk merencanakan modernisasi pertahanan jangka panjang. Rencana ini mencakup penguatan semua matra TNI, peningkatan anggaran pertahanan, dan peningkatan teknologi militer dengan fokus pada tahun 2045 sebagai target pencapaian Indonesia sebagai kekuatan militer utama di kawasan.

Di bawah Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Indonesia telah mengalami berbagai kemajuan dalam hal modernisasi alutsista, penguatan kerjasama internasional, dan peningkatan industri pertahanan dalam negeri. Menhan Prabowo telah menekankan pentingnya transfer teknologi dan memperkuat kemampuan militer di darat, laut, dan udara, dengan fokus pada modernisasi berbasis teknologi untuk menghadapi tantangan keamanan masa depan.

Kekuatan Transformasi Bangsa

          Pemilu 2024, melahirkan pemimpin nasional, buah dari kekuatan rekonsiliasi khas, kolaborasi strategis, serta masa transisi terbaik yang menjadi tradisi baru dalam demokrasi di Indonesia. Pasca Pemilu 2019, saat kedua pemimpin puncak, merajut spirit rekonsiliasi (ishlah kebangsaan), Presiden petahana Joko Widodo bersama sang petanding, mampu menyatukan hati, fikiran dan melahirkan kekuatan energi besar bagi keberlanjutan arah dan tujuan. Sementara, apa yang telah lama digaungkan sebagai jalan transformasi Bangsa dari Prabowo Subianto, menemukan momentumnya untuk menggerakkan laju pembangunan Indonesia maju menuju puncak cita dan idealismenya.

Perangkat konstitusi, perundangan, dan payung hukumnya sudah terbilang lengkap untuk meneguhkan kepastian peran, tugas, fungsi dan posisi TNI dalam berpedoman pada ketatanegaraan yang ada. Peran TNI sebagai kekuatan utama dalam menjaga kedaulatan dan keamanan negara (UUD 1945 Pasal 30); Tugas Utama untuk menjaga kedaulatan negara, mempertahankan keutusan wilayah NKRI, dan  melindungi kehormatan bangsa juga berfungsi sebagai alat negara di bidang pertahanan yang menjalankan kebijakan pertahanan negara (UU No 34 tahun 2004 tentang TNI); serta TNI sebagai komponen utama pertahanan negara (UU No 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara).

Setidaknya dalam konteks spirit rekonsiliasi nasional, keberlanjutan pembangunan, dan transformasi bangsa, kiprah TNI  dalam konteks nasional, regional maupun global kembali menemukan zaman dan momentum terbaik. Apa yang terbentang selama 5 tahun terakhir, Indonesia bukan hanya mendapatkan limpahan bonus demografi dengan segala beban dan peluangnya, mampu menentukan keberlanjutan arah dan tujuan bersama (Common Goals) menuju Indonesia Emas (2045), juga bertumbuhkembangnya spirit transformasi bangsa dari seorang pemimpin baru yang matang dan tangguh didera segala terpaan, ujian, dan badai, mewujud sebagai sosok yang menjadi kekuatan pemersatu, yang merangkul, rekonsiliasi total, dimana segenep elemen dan potensi penting, terutama sumber daya pemimpin bangsa di lingkungan TNI, baik yang purnatugas dan perwira aktif, tersebar dalam banyak kekuatan strategis di segala penjuru, menjadikan tentara kembali berperan sangat penting dan menentukan dalam berbagai peran dan fungsi.

Meskipun kerap terjadi kekhawatiran, cemas dan traumatik, jangan sampai militerisme dan cara-cara militeristik yang pernah terjadi dalam potret sejarah, terulang Kembali. Berbagai peristiwa dan tragedi sejarah tak perlu berulang terjadi, preseden pelanggara HAM dan penistaan hukum mesti dijauhkan. Godaan jabatan bergengsi di cabinet, juga bentangan posisi strategis di pusaran kekuasaan termasuk keberlimpahan proyek strategis menjadi godaan tersendiri bagi personil, tokoh militer dan Lembaga TNI, untuk tetap konsisten (istiqamah). Memperkuat system dan tradisi ketatanegaraan yang dilandasi pijakan dasar konsensus nasional bakal Kembali diuji, apakah semakin kokoh atau terguncang. 

Menyadari Indonesia memiliki angkatan militer yang solid di kawasan Asia Tenggara, tetapi jika dibandingkan dengan negara-negara besar seperti China, Amerika Serikat, atau India, bahkan dengan Australia dan Singapura, kita masih harus mawas diri dan cepat meningkatkan segala kapasitas anggaran dan modernisasi teknologi militer; kekuatan kita masih terbatas dalam hal teknologi, jumlah persenjataan, dan anggaran menjadikan pekerjaan rumah besar dan tantangan bagi transformasi sistem kekuatan pertahanan kita. Saya meyakini, Prabowo Efek dan Energi Transformasi Bangsa akan mendorong percepatan menuju Indonesia Maju yang sesungguhnya termasuk dalam kemajuan modernisasi dan daya saing kekuatan pertahanan Indonesia.

Apa yang telah menjadi pijakan moral, etika dan fatsun di lingkungan TNI dalam kehidupan demokrasi dan berpolitik adi luhung mesti terus terjaga. Menyongsong kehadiran pemimpin baru, Presiden Prabowo Subianto, bukanlah euphoria dan pesta pora kemenangan TNI semata, atau korps dan sejawat, melainkan kemenangan demokrasi dan aspirasi bagi seluruh rakyat dan bangsa Indonesia. Apa yang kerap bergema dari suara menggelegar dari orasi Prabowo : "Saya bersumpah siap mati untuk bangsa dan rakyat Indonesia", menunjukkan ketegasan atas tekad dan komitmen yang teruji untuk membela dan melayani segenap warga bangsa dalam memberikan solusi terbaik. Saat ini, Presiden RI ke 8, Prabowo Subianto  atas kehendak sejarah sudah sudah bertransformasi tak hanya sebagai Jenderal,  juga pemimpin politik handal dan berkarakter, menjadikan kesempatan terbaik mengukir sejarah dan legacy, sebagai pemimpin negarawa, mengantarkan Indonesia Raya hadir menjadi kekuatan transformasi Indonesia, bahkan bagi bangsa dan negara, serta masyarakat global. Selamat, BRAVO HUT ke 79 TNI.

*) IKAL PPSA XXIII LEMHANNAS RI,  

ANGGOTA JURU BICARA TKN PRABOWO-GIBRAN PEMILU 2024

 

Cibarusah, Bekasi_ 1 Oktober 2024

Email : mfpresident@president.ac.id_0858 15151515

Media Sosial : Twitter/IG/Youtube/FB/Tiktok : Munawar fuad

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun