Mohon tunggu...
MUNAWAR FUAD NOEH
MUNAWAR FUAD NOEH Mohon Tunggu... Dosen - Profesional, Social Entreprenuer

Bocah asli Putera daerah Pasundan Jawa Barat, terlahir asal Cibarusah Bekasi, pegiat perubahan, seorang social entrepreneur leader dengan visi besar, misi mulia dan cita luhur utk pemuliaan antar sesama, Pendiri/Pembina GSA Foundation, Pimpinan Yayasan Pesantren Ashshulaha Cibarusah, penulis buku "Indonesia: Awakening The Giant", "Kyai di Republik Maling", serta 27 buku terpublikasi lainnya, DOSEN di President University, Konsultan Corporate Social Responsibility & Good Corporate Governance, Direktur Program Dewan Masjid Indonesia Pusat, pernah bertugas diplomasi publik di mancanegara, pernah menjadi Tim Ahli Menteri Pertambangan dan Energi, Staf Khusus Menteri Kominfo RI, Asisten Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, dan Sekretaris PP DMI Pusat, Pengurus PB Nahdlatul Ulama, MUI Pusat, ICMI Pusat, terpilih sebagai Sekretaris Jenderal DPP KNPI, Sekretaris Jenderal PP GP Ansor, Vice President Pemuda se Asia, Koord. Persaudaraan Anak Bangsa (Pimpinan Pemuda Lintas Agama0, Ketua Umum Senat Mahasiswa FS IAIN Jakarta, Ketua Presidium Mahasiswa Pascasarjana IAIN Jkt, buku terbarunya "Kyai di Panggung Pemilu : Dari Kyai Khos sampai Kyai High Cost", DR. Munawar Fuad Noeh, MA, lengkapnya.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Membangkitkan Ketahanan Nasional

20 Mei 2021   07:15 Diperbarui: 20 Mei 2021   07:22 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama, Indonesia yang tengah menghadapi krisis pandemi seiring krisis ekonomi global yang berdampak luas, membutuhkan Indonesia dengan ketahanan nasional yang tetap kokoh, utuh tangguh serta berperan bagi keberlangsungannya.

Kedua, Lemhannas perlu membangun optimisme dan perkuat  keyakinan untuk menjawab dan sekaligus menawarkan solusi, atas pesimisme dan kritik terkait Indonesia yang dipandang sebagai negara gagal, terjadi kegagalan kepemimpinan, gagal kebijakan dan gagal memperkuat daya saing dengan negara lain. Bagaimana arah, tujuan dan capaian pembangunan berada di garis lurus dengan cita para pendiri bangsa, apakah masih sesuai dan seiring dengan cita nasional dan tujuan nasional yang dicitakan para pendiri bangsa. Ataukah, hanya menunjukan egoisme, keangkuhan sektoral dan pencitraan semata ?

Ketiga, perjalanan demokrasi yang harus mendapat kepastian, apakah sudah sesuai dengan kesepakatan dan konsensus keindonesiaan kita, Pancasila, Pembukaan UUD 45, NKRI dan Bhinnneka Tunggal Ika ? Bagaimana mulai dirumuskan panduan, demokrasi visioner dengan hasil dan capaian kesejahteraan dan ketahanan nasional yang tangguh. Apakah oligarki, monopoli, gerontokrasi, mobokrasi dan sistem yang tak sejalan dengan Pancasila akan terus dibiarkan membahayakan ketahanan nasional kita. Bagaimana demokrasi bisa beriringan dengan "prosperity", dimana setiap warga bangsa menikmati kesejahteraan dalam adil-makmur.

Keempat, bagaimana Lemhannas dapat memberi panduan moral dan mampu menawarkan sistem terbaik dan sosok negarawan yang nyata, real bagi sirkulasi dan siklus kepemimpinan nasional di setiap tingkat jenjang dan masa ? Apakah pemimpin hanya cukup ditentukan lembaga suvei, partai politik, kelompok oligar dan kepentingan korporasi atau bahkan kepentingan global yang merasuki sistem politik, legislasi, investasi ataupun budaya baru di era Revolusi 4.0 ? Bagaimana kepemimpinan Presiden Jokowi dapat menawarkan sistem, figure dan budaya kehidupan demokrasi yang sejalan dengan harapan dan kebutuhan negeri ini menjawab tantangan dan meraih keunggulanya.

 Kelima, seperti halnya momentum Seminar ABRI Abad 21, dimana Letnan Jenderal Agus Widjojo turut menjadi aktornya, ketika saat ini memangku amanah sebagai Gubernur Lemhannas bersama Sestama, Komjend Pol. Purwadi Arianto dengan seluruh sistem dan sumberdaya yang dimiliki dapat menawarkan solusi strategis dan berkesinambungan, secara terpadu, langkah taktis dan eksekusi terbaik dalam penanganan wabah Covid19 dan solusi krisis ekonomi untuk recovery total dan menyeluruh. Bagaimana strategi dan sistem pertahanan rakyat semesta diterapkan menjadi gerakan nasional dan solidaritas nasional melawan musuh bersama Pandemi Covid19.

Dengan perjalanan sejarah yang cukup panjang, kemampuan, jejak dan karyanya, serta human capital dari para alumninya, tentuLemhannas punya potensi dan energi besar untuk memberikan yang terbaik bagi negeri. Bagaimana Lemhannas terus membantu para pimpinan nasional yang sedang emban amanah dan kewenangan, serta menyiapkan para pemimpin negarawan yang sangat mendesak, melahirkan pemulihan dan penyelamatan negeri keluar dari krisis pandemi dan ekonomi, serta prioritas terbaik bagi rekonsiliasi nasional dalam tata kehidupan dan budaya baru.

Dan juga, bagaimana menggerakkan spirit Sihankamrata bagi kebangkitan setiap dan seluruh rakyat bersamaan dengan kebangkitan Indonesia memenangkan perang melawan Pandemi dan transformasi menuju tata kehidupan baru sesuai dengan cita dan tujuan nasional kita.

Dari masa pandemi COVID19 saat ini, di tengah krisis global di bidang kesehatan dan ekonomi, terjadi pergumulan kepentingan global yang sedang mendefinisikan kembali posisi dan reposisinya. Termasuk efek dan dampaknya, bagi Indonesia, kembali Lemhannas mendapat tantangan, bagaimana menyiapkan arah baru, jalan baru, dengan tetap membawa spirit keindonesiaan secara utuh. Bagaimana Visi Indonesia 2045 dan 100 tahun ditata ulang ke depan dengan tetap menyerap kristalisasi nilai sejarah 100 tahun spirit sejarah Nusantara.

Negeri ini berharap dan  menantikan, bagaimana Lemhannas dapat menjadi provider, penyedia,  dan transforter, pengantar, hadirnya para pemimpin nasional berjiwa negarawan terbaik, dari tingkat presiden, wakil presiden, menteri, kepala daerah hingga pemimpin TNI/POLRI, pimpinan Partai Politik termasuk di level pemimpin sosial dan kaderisasi kepemimpinan visioner untuk menggapai cita nasional kemerdekaan yang sesungguhnya.

Kembali sesuai namanya, Lemhannas, semoga tetap menjadi harapan sebagai  perekat, lem, yang tahan atas segala situasi panasnya keadaan sekalipun, untuk terus merawat spirit persatuan dan kesatuan, menjadikan Indonesia menjadi Indonesia yang dicitakan dan menjadi kesepakatan bersama dalam kebersamaan.

Dokpri
Dokpri
Dirgahayu Lemhannas ke 56 Tahun.

Kang Fuad_Munawar Fuad

Dosen Hubungan Internasional, Universitas Presiden.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun