Waktu itu saya sudah lulus tes, dan bersiap - siap berangkat ke Swedia, namun batal. Karena jumlah bea siswa dikurangi, yang ada diprioritaskan bagi teman - teman dari kementerian. Kecewa.
Walau akhirnya, setahun kemudian saya lulus dan mengikuti program studi master di negeri Belanda. Namun tetap Malmo menjadi kisah bertepuk sebelah tangan.
Kala itu sudah bertanya - tanya kepada para senior yang pernah studi di Malmo. Sempat membayangkan seperti cerita para senior, naik ferry mondar mandir dari Malmo ke Kopenhagen, lalu ke Oslo bahkan ke bagian negara Finland, betapa itu akan menjadi petualangan epik. Namun urung.
Kini, 35 tahun lebih kemudian untuk yang pertama kali atau mungkin juga yang terakhir kali, saya akan menyambangi kota yang pernah memupuskan harapan ini.
Kisah petualangan berlayar naik ferry dari Kopenhagen ke Malmo itu kini ternyata sudah lewat, berlalu. Dikarenakan sejak tahun 2000 telah berdiri megah jembatan Oresund hasil kerjasama pemerintah Swedia dan Denmark.
Jembatan Oresund sepanjang hampir delapan kilometer, membentang 57 meter di atas selat Oresund. Menghubungkan ibukota Denmark, Kopenhagen dan kota Malmo.
Dengan lebar jembatan 235 meter, tidak hanya jalur kendaraan mobil dan motor yang ada namun juga dibangun dua jalur kereta api yang melintasi jembatan ini. Jalur yang menghubungkan negara - negara Skandinavia dan kota - kota di Eropa daratan.
Siang yang cerah, bus tunggangan telah melintasi jembatan terpanjang di Eropa ini.
Melalui jembatan ini jarak tempuh bermobil dari Kopenhagen ke Malmo hanya sekitar 30 menitan. Sebelum ada jembatan harus ditempuh dengan ferry berjam - jam.
Bus hampir menyelesaikan lintasan jembatan putih yang gigantik dan masif ini. Kota tua Malmo tujuan kami mulai nampak di depan mata.
Siang yang cerah kami turun di dekat alun - alun kota. Waktu bebas. Kami menjelajahi kota tua antik ini.
