Duduk di kursi taman yang bertabur guguran dedaunan kuning, di bawah naungan pepohonan rindang berdaun kuning kecoklatan kami larut dalam romansa autumn.
Memandangi pasangan muda, juga pasangan senior yang berlalu lalang mesra melangkah santai di promenade lebar, di bawah naungan pohon - pohon besar yang dedaunan kuningnya saling bertaut, suasana damai terasa.
Rasanya betah berlama - lama duduk di taman menikmati diri sendiri dan lingkungan sekitar. Namun waktu merangkak cepat. Ternyata sudah saatnya harus kembali ke tikpul, titik kumpul di balai kota.
Autumn di Oslo dalam nuansa kuning, merah kecoklatan menghadirkan nuansa damai, romantis dan syahdu. Alhamdulillah.
Vigeland Park
Taman Vigeland adalah a must visit saat kita bertandang ke Oslo. Destinasi wisata unik yang dikunjungi jutaan wisatawan setiap tahun.
Berada di pinggiran kota Oslo, taman ini memamerkan 212 patung. Karya satu orang pematung kelahiran Norwegia, yaitu Gustav Vigeland.
Patung berupa orang - orang tua, orang muda, remaja, anak - anak, juga bayi telanjang tersebar di seantero taman seluas 80 hektare. Hampir seluas satu lapangan golf standar 18 holes.
Patung - patung berbahan dasar besi, perunggu, batu dan granit itu sebagian besar berwarna hijau bronze. Beberapa diantaranya berwarna kelabu dan hitam.
Taman unik ini dibuka untuk umum sepanjang musim, dan tak berbayar.
Hanya toiletnya saja berbayar sangat mahal, setara dengan 30 ribu rupiah lebih. Tarif toilet termahal di dunia.
Masuk gerbang besi yang pengkuh, di depan kita terhampar taman dengan pepohonan tinggi di pinggirnya. Ditata bergaya taman renaisan, simetri. Konon taman ini dirancang sendiri oleh sang pematung, mr Vigeland.